Kadang saya mengamati tingkah laku seseorang atau mencermati cara berpikirnya lantas saya berpikir, mengapa mereka bisa berpikir sekompleks dan serumit itu, kenapa ngga berpikir sederhana saja. Kalau ada orang yang beranggapan bahwa dengan berpikir kompleks dapat menyelesaikan suatu permasalahan, mungkin ada benarnya juga, tapi kalau bisa diselesaikan dengan lebih sederhana, kenapa tidak? Mari kita tinjau beberapa kasus di bawah ini tentang kesederhanaan berpikir.
1. Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong. Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong. Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.
Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda. Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan. Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.
2. Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius. Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia? Mereka menggunakan pensil!
--Update--
Untuk kasus diatas ternyata kejadiannya tidak tepat seperti itu, dapat info dari saudara ericson, begini kisah sebenarnya,Awalnya, baik Rusia maupun US sama-sama make pensil. Cuma karena faktor keselamatan (kayu dan grafit pensil mudah terbakar, dsb), maka penggunaan pensil untuk misi ruang angkasa digantikan oleh space pen.
Space pen ditemukan oleh penemu independen. Tidak ada riset dengan dana gila-gilaan sampai 11 juta dollar.
----
3. Suatu hari, pemilik apartemen menerima komplain dari pelanggannya. Para pelanggan mulai merasa waktu tunggu mereka di pintu lift terasa lama seiring bertambahnya penghuni di apartemen itu. Dia (pemilik) mengundang sejumlah pakar untuk men-solve. Satu pakar menyarankan agar menambah jumlah lift. Tentu, dengan bertambahnya lift, waktu tunggu jadi berkurang. Pakar lain meminta pemilik untuk mengganti lift yang lebih cepat, dengan asumsi, semakin cepat orang terlayani. Kedua saran tadi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.Tetapi, satu pakar lain hanya menyarankan satu hal, “Inti dari komplain pelanggan anda adalah mereka merasa lama menunggu”. Pakar tadi hanya menyarankan untuk menginvestasikan kaca cermin di depan lift, agar pelanggan teralihkan perhatiannya dari pekerjaan “menunggu” dan merasa “tidak menunggu lift”.
Moral cerita ini adalah sebuah filosofi yang disebut KISS (Keep It Simple Stupid), yaitu selalu mencari solusi yang sederhana, sehingga bahkan orang bodoh sekalipun dapat melakukannya. Cobalah menyusun solusi yang paling sederhana dan memungkinkan untuk memecahkan masalah yang ada. Maka dari itu, kita harus belajar untuk fokus pada solusi daripada pada berfokus pada masalah.
Ada beberapa pengalaman pribadi saya pada saat kuliah yang mungkin bisa dikategorikan metode KISS, atau mungkin lebih tepatnya strategi mahasiswa pemalas :).
Kisah pertama ketika ospek jurusan di teknik elektro itb 2002, pada waktu itu kami mahasiswa baru di wajibkan untuk mencari sebanyak mungkin tanda tangan angkatan atas (angkatan 2000 ketas kalau ga salah), dengan menerapkan metode KISS, saya hanya menunggu teman-teman mencarinya, setelah teman-teman kembali, saya pinjam kertasnya, dan saya palsukan semua tanda tangan senior itu :), tugas pun selesai dalam sekejap tanpa harus bersusah payah dan tanpa harus ketahuan :).
-- edited --
Berhubung khawatir banyak terjadi kontroversi, salah persepsi,dan khawatir jadi batu sandungan dikemuadian hari, dengan penuh pertimbangan beberapa bagian ini terpaksa ditiadakan :)----
Kisah kedua pada saat ujian mata kuliah "antena", mendengar kata ini setiap anak elektro itb pasti merinding bulu kuduknya :p. Kebiasaan kami, setiap ujian antena, diakhir ujian, jawaban langsung diperiksa bersama, dan langsung dinilai. Kebetulan di kelas kami dosennya adalah dosen "sangat senior" (You-Know-Who, but not the Lord Voldemort), pada saat itu ada satu soal yang saya yakin jawaban sayalah yang benar dan jawaban sang dosen salah, kami protes tapi tak mendapat hasil, ya sudah, saya tak mau berdebat lagi, percuma. Setelah ujian beres, saya datangi kantornya dan saya kembali mempertanyakan jawaban soal ujian tersebut, setelah berdiskusi, akhirnya beliau mengakui jawaban saya yang benar dan jawabannya yang salah, masalah selesai, tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang dipermalukan, dan akhirnya beliau harus mengoreksi kembali semua berkas ujian antena yang tadi telah diperiksa bersama. it's so simple , jika kamu tidak mampu menghadapainya diruangan terbuka, ajak dia face to face disarangnya, jika ia kalah tak ada yang dipermalukan, jika kita kalah tak akan ada yang tahu :)
Kisah ketiga pada saat Sidang Tugas Akhir (STA), teman-teman semuanya ribut tentang atribut dan pakaian yang harus digunakan pada saat STA, ada yang mencari baju ke pasar baru, outlet dan lain sebagainya. Saya datang ke sidang tugas akhir dengan menggunakan kemeja biasa (yang biasa dipake kuliah, maen, bahkan tidur :p), baju dikeluarkan, celana PDL yang banyak kantungnya dan sepatu kets untuk olahraga, alhasil nilai STA saya hanya mendapat "B", tak masalah saya kira, yang penting nilai TA akhirnya menjadi A :).
Saya rasa masih banyak kejadian yang lain dimana saya menerapkan metode KISS ini pada saat kuliah sampai detik detik akhir kelulusan bahkan pada saat wisuda, tapi saya rasa tak semuanya harus ceritakan, khawatir akan menjadi batu sandungan dikemudian hari :p.
Merunut ke belakang, saat SMA pernah juga saya menerapkan metode ini, pada saat itu kami diberi tugas untuk mewawancarai pedagang pasar, akhirnya saya hanya duduk dibelakang meja dan mengerjakan itu tanpa harus ke pasar :). Anda pasti berpikir kalau begitu saya menipu? Tidak, kebetulan tak lama sebelum tugas itu diberikan saya pernah berdagang di salah satu pasar di kota Bandung, maka untuk menyelesaikan tugas itu saya tinggal mewawancarai diri saya sendiri. It's so simple, huh?
Seandainya semua orang berpikir sederhana, tidak ada kesusahan dalam mengurus KTP, SIM, atau Surat Pajak. Seandainya semua orang berpikir sederhana mungkin harga BBM tidak akan naik. Masalahnya, karena orientasi orang sudah berpaling kepada prestise dan materi, kesederhanaan menjadi sesuatu yang langka.
tak baik berandai andai, just do what can we do, now!
5 comments:
Tentang pena ruang angkasa, itu cuma mitos Den. Kejadiannya tidak seperti itu. Awalnya, baik Rusia maupun US sama-sama make pensil. Cuma karena faktor keselamatan (kayu dan grafit pensil mudah terbakar, dsb), maka penggunaan pensil untuk misi ruang angkasa digantikan oleh space pen.
Space pen ditemukan oleh penemu independen. Tidak ada riset dengan dana gila-gilaan sampai 11 juta dollar.
Tentang kotak sabun kosong, aku belum menemukan informasi yang bisa dijadikan referensi silang (yang beredar isinya sama semua). Ada kemungkinan cuma mitos juga.
Dan untuk satu hal lagi, aku harus menyatakan ketidaksetujuan pada bung Deni :D. Memalsu tanda tangan, bagi saya, merupakan kejahatan bung Deni. Baik secara moral maupun kriminal. Ada makna di balik sebuah tanda tangan. Yaitu tanda tanggung jawab. Bahwa orang yang membubuhkan tanda tangan itu dengan sadar memberikan persetujuan mengenai hal yang tertulis pada dokumen yang ditandatangani, dan dengan sadar menyatakan siap bertanggung jawab, apapun konsekuensi dari isi dokumen itu. Saya tidak akan pernah ikhlas, bila suatu waktu ada orang yang memalsu tanda tangan saya tanpa sepengetahuan saya, apapun tujuannya.
Kalo dirasa terlalu rumit, yang perlu dilakukan adalah menuntut adanya perubahan prosedur. Bukan malah ikut prosedur tapi tanda tangan dipalsukan :D.
Tapi aku sangat setuju, kalo cara sederhana bisa menyelesaikan masalah, tidak usah harus rumit.
Terima kasih atas koreksinya :), sahaya hanya mendapat info dari satu sumber semata. Fakta itu kan saya sertakan segera dalam tulisan saya :)
Mengenai pemalsuan tanda tangan, kalo bung ericson tak setuju dengan saya, sebaliknya sahaya setuju denganbung ericson :), soal pemalsuan tanda tangan itu sebenarnya yang bersangkutan sudah menyetuju dokumen yang saya serahkan, dan telah menandatanganinya, cuma beliau lupa menandatangani lembar lainnya yang untuk dipegang oleh mahasiswa yang isinya persis sama dengan lembar yang satunya lagi yang sudah ditandatangani, toh setelah itupun sebenarnya lembar tersebut pada akhirnya dipegang oleh mahasiswa yang bersangkutan dan biasanya hilang taklama setelah itu :p. Masalahnya untuk mendapatkan cap "pengesahan", "mereka" harus melihat kedua dokumen itu sudah ditandatangani. Sebenarnya dalam kasus ini tidak ada pihak yang dirugikan, baik yang dipalsukan tanda tangannya (karena sebenarnya dia telah menyetujui dokumen tsb), maupun yang memberi cap "pengesahan" karena dokumen itu memang sudah disetujui oleh yang berangkutan. Masalahnya disini adalah kelalaian, yang bersangkutan lupa memberi tanda tangan pada lembar yang satunya lagi karena (mungkin) sudah banyak mahasiswa lain yang antri dibelakang untuk meminta tanda tangan, dan sang mahasiswa juga lalai karena tidak memeriksa kembali dokumen tersebut.
Lebih dari itu, saya setuju sekali dengan bung ericson, pemalsuan tanda tangan (terutama memiliki legalitas kuat dan mengandung suatu tanggung jawab yang besar) merupakan murni kriminal, kecuali pemalsuan tandatangan pada tugas ospek tentunya :p (no legality, no responsible) - keukeuh - karena unsur penindasannya lebih besar dari pada unsur pendidikannya . Jangan sampai kejadian ini ditiru oleh yang lainnya, adapun kejadian yang saya hadapi waktu itu memang tidak memungkinkan sahaya untuk mencari pihak yang bersangkutan untuk dimintai tanda tangan, karena keterbatasan waktu, kalau sahaya sampai telat menyerahkan dokumen (yang sebenarnya telah disetujui, karena telah ditandatangani satu bagian), saya harus berhadapan dengan administrasi dan birokrasi yang sangat rumit, karena menerapkan metode KISS. :)
just one word : "lo gw banget men, cuma loe lebih hebat lagi,hehehe"
seandainya diterapkan pada ekspor-impor di Indonesia gimana ya?
misalkan kita ga usah ekspor minyak bumi ke luar negeri, tapi diolah aja
untuk kita sendiri, memang terkesan sebagai bangsa egois, tapi melihat BBM mau naik lagi dan rakyat kita sendiri banyak yang lapar (imbas kenaikan BBM, harga melambung tinggi), saya kira pemerintah ga usah pake gaya-gayaan sok-sok ekspor, padahal
dalam negeri butuh juga.
@ si_bolang
senang rasanya ada yang memiliki pemikiran yang sama,
masalah hebat-hebatan sebetulnya tidak bisa dibuktikan kecuali kalau kita maju dalam satu ring tinju yang sama :p (he he, just kidding sob :))
Masalahnya tidak semudah itu sob, ada banyak kepentingan dalam hal export import minyak di negara kita. Masalahnya bukan gaya atau tidak gaya, masalahnya adalah DOIT (alias DUIT). Kalau udah urusan duit semua jadi rumit, berbelit belit, sampai sembelit :)
copas ni (kopi paste)... sumbernya di kasi dongg...
Post a Comment