Balada Kodok Budug

" Masukan kodoknya ke dalam masjid, masukan kodoknya ke dalam masjid !" teriak seorang anak bawang dengan peci miringnya seraya menggapai-gapai tubuh lunak seekor kodok. Teman-temannya ikut sibuk mengejar. Ramai.

Tapi sang kodok terus meloncat, menjauhi tangan-tangan jahil bocah-bocah ingusan, yang kadang masih sulit membedakan antara tangan kiri dan tangan kanan.

Kodok itu pun menjauh, anak-anak bawang hanya bisa mengeluh perlahan, "yaaaaa ...".

Malam itu, para jamaah shalat isya masjid al-ikhlas terbebas dari gangguan kulit kodok yang budug.

Anak-anak bawang tertawa. Menertawakan kekalahan mereka atas si kodok budug. Tapi tawanya tak lama, karena setelah itu, seorang pemuda paruh baya menyuruh mereka masuk ke dalam masjid. Rupanya shalat telah usai.

Anak-anak itu baru selesai mengaji. Sejatinya mereka ikut shalat isya berjamaah, lalu pulang. Tapi malam itu, mereka terpaksa lebih lama berdiam di masjid. Guru ngajinya menghukum mereka karena konspirasi "Kodok Budug". Rupanya si guru ngaji tidak khusyu dalam shalat, masih sempat mendengar teriakan para anak bawang. Tapi anak-anak itu tidak mengerti kalau kodok dilarang masuk masjid.

Akhirnya mereka dapat tambahan sekitar dua puluh menitan merenung di dalam masjid yang gelap karena guru ngajinya mematikan semua lampu. Mereka disuruh merenungkan kesalahan yang telah diperbuat. Tapi para anak bawang tidak mengerti kesalahannya. Namun mereka sedikit mengerti kenapa sang kodok tidak boleh masuk masjid. Karena kulitnya budug.

Anak bawang dengan peci miring seolah serius merenung. Tapi yang direnunginya hanya satu, "kemana sang kodok pergi?".

Berpuluh-puluh tahun kemudian, dalam perenungan, sang anak menuliskan pengalamannya di sebuah blog.

Pengalaman Pertama Hunting Dadakan Foto Kampanye

Minggu, 29 Maret 2009.

Jam satu siang. Bosen duduk diam di rumah saat liburan. Akhirnya memutuskan jalan jalan ke kota Bandung. Tujuan awalnya hendak ke Bandung Electronic Center(BEC) tapi apa daya di Gasibu, tercegat kampanye akbar Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Karena tak bisa ke mana-mana, akhirnya saya keluarkan kamera dari tas ransel yang kebetulan saya bawa. Dan jeprat-jepret seadanya sambil nunggu jalanan agak lenggang.

Kampanye ini sejatinya sudah di mulai sejak pukul sepuluh pagi, tapi mungkin karena lapangan Gasibu masih tumpah ruah oleh pasar dadakan minggu pagi, acara akhirnya molor sampai jam setengah dua siang. Kampanye dibuka dengan pembacaan al-quran, kemudian disusul dengan pembacaan doa, lalu orasi, dan seterusnya (entah apa lagi), karena saya hanya sebentar di lapangan, sebatas baterai kamera saya masih menyala. Tiba-tiba di tengah asiknya jeprat-jepret, karena tidak ada persiapan hunting dadakan dan lupa belum mencharge baterai, baterai kamera habis tak tersisa, bahkan untuk preview sekalipun :p

Awalnya cuaca panas terik, tapi terus mendung dan hujan. Karena masih amatir setingan manual kamera lupa disesuaikan mengikuti perubahan cuaca, akhirnya banyak foto yang ngeblur karena shuter speednya yang rendah harus dipaksakan mengikuti alur kampanye yanga dinamis :p.

Kampanye merupakan moment unik tempat berkumpulnya ratusan bahkan ribuan manusia dengan ekspresi dan tingkah yang atraktif. Mencari dan mengejar moment adalah salah satu yang menarik dalam foto kampanye.










Hingar Bingar Kampanye





Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan di arak menggukan kuda





Atraksi Flying Fox kader PKS


Ternyata hunting foto kampanye itu susah juga. Padat massa. Susah nyari angle yang bagus karena berdesakan. Masih mending yang mengantongi kartu press bisa masuk ke area panggung, jadi bisa dengan leluasa jeprat-jepret. Di tambah cuaca yang tidak menentu.Panas terik. Tiba-tiba mendung kemudian hujan rintik rintik. shuter speed terlalu lambat. Ketinggalan moment. Argh.... tapi lumayan buat belajar dan nambah pengalaman.

Copyright © 2008 - My Lo(v/n)ely Journey - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template