Makro Murah Meriah tapi Susah

Mengambil gambar makro dengan lensa makro sudah biasa. Tetapi mengambil gambar makro dengan lensa bukan makro itu tidak biasa. Hanya biasa bagi orang yang tak terbeli lensa makro ..... seperti saya :p.

Membuat lensa bukan makro menjadi lensa "semi" makro cukup mudah dan murah meriah tinggal pake reverse ring atau extension tube. Harganya sekitar 50 ribuan buat reverse ring dan sekitar seratus ribuan buat extension tube. Akan tetapi jangan harap cara mengunakannya semudah kita membelinya. Kita kudu maju mundur buat ngatur fokusnya. Soalnya kalo pake alat ini , kamera kita jadi full manual focus (MF).

Setelah memesan extension tube dari sini, dan "dipetieskan" cukup lama. Akhirnya punya kesempatan dan kemauan juga buat nyoba-nyoba foto makro pake extension tube tersebut. Males nyari foto serangga dan bulir-bulir air yang bening, serta matahari yang tak kunjung bersinar cerah. Akhirnya foto seadanya, yang ada disekitar kita. Meskipun demikian fokusnya masih belum kena juga (arggggh... susah).

tools: Canon EOS 450D+ekstension tube(use ring 3 only)+lensa Canon 50 mm f/1.8 II
object: helai-helai bunga yang akan layu (merana sekali nasibmu wahai bunga)







tools: Canon EOS 450D+ekstension tube(use ring 3 only)+lensa zoom Canon EF-S 18-55 mm f/3.5-5.6
object: Kapsul minyak Habbatussauda




Dari hasil jeprat-jepret seadanya saya punya kesimpulan bahwa menggunakan ekstension tube plus lensa zoom Canon EF-S 18-55 mm f/3.5-5.6 jauh lebih mudah untuk memfokuskan objeknya dibandingkan dengan menggunkan lensa Canon 50 mm f/1.8 II.Tapi kalo untuk mengejar "bokeh" nya Canon 50 mm f/1.8 II tetap lebih baik. []

Membedah Fenomena Pocong Keliling (POLING)


Pada tulisan sebelumnya saya telah berbagi cerita tentang tidak adanya alasan untuk takut kepada syetan atau jin fasik. Pada tulisan kali ini saya ingin sedikit sharing mengenai tipu daya syetan atau jin fasik terhadap masyarakat kita yang cenderung klenik.

Beberapa minggu yang lalu ketika saya pulang ke Bandung, masyarakat disekitar tempat tinggal saya dihebohkan dengan isu POLING atau pocong keliling. Katanya, ada pocong yang pada Setiap malam selalu berkeliling menampakkan diri dari satu rumah ke rumah warga lainnya. Cerita ini, yang disinyalir berasal dari daerah Majalaya, dengan cepat menyebar kemana-mana bahakan sampai ke kota Sumedang, hal ini menunjukkan tingkat ketertarikan masyarakat kita terhadap sesuatu yang berbau mistik. Akan tetapi sayang, tingkat ketertarikan ini tidak dibarengi dengan pemahaman yang baik pada masalaah tersebut yang ujung-ujungnya menimbulkan keresahan dan puncaknya merebaknya kemusyrikan dimasyarakat kita.

Syetan atau jin fasiq memiliki banyak tipu daya untuk menyesatkan manusia. Dari mulai, secara terang terangan mengajak manusia untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada selain Allah, menyamarkan diri sebagai orang-orang yang telah meninggal kemudian melalui lisan orang yang diserupakan tadi ia berwasiat kepada kesesatan, sampai dengan menimbulkan rasa takut pada jiwa manusia dengan penyerupaan diri dengan hal-hal yang mengerikan, seperti pocong, kuntilanak, dan kawan-kawan.

Kita mungkin sering mendengar orang-orang yang mengaku bertemu dengan orang yang telah meninggal, entah itu karib kerabatnya, atau tokoh-tokoh yang dikagumi, dan kadang membenarkan perkataan orang yang telah meninggal tersebut. Atau mungkin kita pernah mendengar dan menyaksikan ada "penampakan" yang mengaku-ngaku sebagai oang yang telah meninggal. Atau mungkin kita pernah disuguhi oleh televisi caa-cara aneh untuk mengusir hantu, jurig, dan sejenisnya. Sebagai orang awam yang tidak tahu akan hakikat masalah ini mungkin kita dengan legowo mengikuti cara-cara yang entah dari mana asal usulnya.

Permasalahan seperti ini sepertinya menjadi hal paling utama yang mendorong manusia (terutama manusia Indonesia) ke jurang kemusyrikan, yang membuat pelakunya mendapat azab yang pedih dan tidak mendapat ampunan dari Allah swt,

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. "(Qs.An Nisaa'(4):48)

oleh karena itu mari kita bedah masalah ini dari sudut pandang agama kita, Islam...

1. Apakah Jin itu ?

Jin menurut bahasa berarti: sesuatu yang tersembunyi dan halus. Sedangkan setan ialah: setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan. Dia dinamakan jin disebabkan tersembunyi-nya dari mata (pandangan). Jin diciptakan dari api yang sangat panas (Al Hijr: 28).

Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Setan menampakkan dirinya ketika aku shalat, atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku, jika tidak disebabkan doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia".(HR. Al Bukhari).

2. Mungkinkah orang yang Sudah mati hidup kembali dan menakut-nakuti manusia?

Manusia yang sudah mati tidak mungkin hidup kembali,

"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. (Qs.Al Mu'minuun(23):107-108)

Kalaupun manusia yang sudah mati di izinkan oleh Allah untuk hidup kembali ke dunia, tentu saja mereka tidak akan membuang-buang waktu untuk mengganggu manusia yang lainnya tetapi akan beribadah dengan sungguh-ungguh kepada Allah. Tetapi Allah swt tidak mengizinkan mereka yang telah mati untuk hidup kembali.

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu :

"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan." Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Qs.Faathir(35):37)

Dalam suatu hadits di sebutkan ttg sahabat yang mati syahid bahwa seandainya ia bisa hidup lagi ke dunia ini, niscaya ia akan memberi tahukan ttg nikmatnya mati syahid kepada orang-orang yang masih hidup, tapi kenyataannya ia tidak bisa lagi kembali ke dunia. Jadi seandainya ada "sesosok" ghaib yang mengaku-ngaku sebagai orang yang telah meninggal, maka bisa dipastikan itu adalah syetan/jin fasik.

3. Bagaimana mereka mengatahui ttg sesuatu yang di ketahui sebelumnya ttg orang yang telah mati tersebut, seperti ciri-cirinya, pribadinya, rahasianya dan lain sebagainya?


Ketahuilah bahwa Setiap manusia disertai setan yang selalu menggodanya. Allah berfirman, artinya:

"Yang menyertai dia (qarin) berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang jauh". (Qaf: 27).

Manusia dan qarin- nya akan bersama di hari hisab. Aisyah bercerita:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari rumah di malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata:
"Apakah kamu telah didatangi setanmu?"
"Apakah setan bersamaku?"
"Ya, bahkan setiap manusia"
"Termasuk engkau juga?"
"Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya". (HR.Ahmad)

Setan makan bersama manusia yang tak berdoa ketika mau makan. Setan makan dengan tangan kiri, sendirian dan dengan jarinya. Rasulullah ` melarang makan dengan tangan kiri. Beliau menyuruh kita makan bersama-sama, mencuci tangan dan mulut sebelum dan sesudah makan.

"Setan adalah pencari rahasia dan suka menjilati sisa makanan maka jauhilah. Siapa yang tidur sedang di tangannya masih tersisa bau makanan lalu tertimpa penyakit, maka jangan ada yang disalahkan kecuali dirinya sendiri" .(HR. At-Turmudzi).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita mematikan lampu, menutup pintu, jendela, tempat-tempat penyimpanan air dan makanan dengan rapat sebelum tidur. Jika manusia tidur dan membaca doa sebelumnya, setan menjauhinya. Allah menjaga orang yang sebelum tidur membaca doa. Jika manusia tidur tanpa berdoa, setan mengikat kepalanya dengan tiga ikatan, jika ia bangun dan mengingat Allah, terlepaslah satu ikatan, jika ia berwudhu terlepas lagi satu ikatan lainnya dan jika ia shalat terlepaslah ikatan yang terakhir.

Allah akan menghisab (memperhitungkan amal) bangsa jin pada hari kiamat.Jin yang baik (shalih) masuk Surga. Allah berfirman, artinya:

"(Bidadari-bidadari) yang tidak pernah disentuh oleh manusia dan tidak pula oleh jin". (Ar-Rahman: 56).

Golongan jin menikahi bidadari-bidadari dari bangsa jin. Golongan jin yang ahli maksiat masuk Neraka. Allah berfirman, artinya:

"Dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia". (Fushshilat: 25).

Jin/Syetan Qarin inilah biasanya yang mengaku-ngaku sebagai manusia yang telah meninggal dunia dan mengetahui rahasia-rahasia orang tersebut, karena jin/syetan ini selalu menyertai orang tersebut selama hidupnya.

4. Lalu bagaimana dengan tampilan "sosok" yang bisa menyerupai orang yang sudah meninggal?

Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah telah mengaruniakan kepada syetan dan jin untuk dapat merubah bentuknya menjadi apa saja.Setan pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama; ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Makkah. Kedua; pada perang Badr (tahun 2 Hijriah), lihat Surat Al Anfal: 48.Jin beranak pinak dan berkembang biak (lihat surat Al Kahfi: 50)

5. Dimanakah biasanya tempat-tempat jin disekitar kita?


Jin mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia. Tinggal di rumah bersama manusia, tidur di ranjang yang tidak ditiduri. Tempat yang paling disenangi adalah WC. Sebab, WC tempat manusia membuka aurat.

"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari Surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya".(Al 'Araf: 27).

Ketika kita masuk ke dalam WC, agar aurat kita terhalang dari pandangan jin, hendaknya kita membaca doa berikut:

( Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari (gangguan) setan laki-laki dan setan perempuan). (HR. At-Turmudzi).

Setan suka berdiam di kubur dan tempat sampah. Oleh karena itu kuburan menjadi tempat meditasi bagi tukang sihir. Nabi ` melarang kita tidur menyerupai setan. Setan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan telanjang. Tidur telanjang menarik setan untuk mempermainkan aurat manusia dan menyebabkan penyakit.

6. Bagaimanakan Cara Menghindari/melawan gangguan jin/syetan?

Suatu ketika saeroang salafusalih bertanya kepada sahabatnya, bagaimanakah cara menghindari/melawan gangguan syetan?

Maka di jawab olehnya bagaimanakah jika seandainya engkau diganggu oleh seekor anjing yang buas? tentu saja engkau akan meminta perlindungan kepada si pemilik anjing itu!

Begitu juga halnya dengan jin dan syetan, untuk menghindari gangguannya, tidak ada cara lain kecuali meminta perlindungan kepada si pemilik syetan/Jin yaitu Allah swt

"Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku dari kedatangan mereka kepadaku". (Al Mu'minun: 97-98).

7. Bagaimana hukum orang yang meminta bantuan kepada jin untuk sesuatu hal, baik itu sesuatu yang buruk ataupun yang baik (seperti yang dilakukan para "tidak" normal), dan meminta perlindungan ke pada jin(seperti yang dilakukan oleh orang-orang pesisir pantai yang memberikan sesaji kepada "penjaga" laut untuk meminta perlindungan)?

cukuplah bagi kita firman Allah berikut ini:

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan* kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Qs.Al Jin(72):6)

* Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap kuasa di tempat itu.


Kesimpulan :

Yang namanya hantu, ghost, jurig, arwah gentayangan, pada hakikatnya semua itu adalah perbuatan jin fasiq dan jin kafir dalam upaya untuk menyesatkan manusia. Tidaklah mungkin manusia yang telah meninggal / rohnya kembali ke dunia untuk menakut-nakuti manusia lainnya,masuk kedalam jailangkung, membalas dendam terhadap orang lain (seperti yang di film-film), dan lain sebagainya, adapaun kalau Allah mengizinkan manusia yang telah meninggal itu untuk kembali ke dunia, tentu saja ia tak akan membuang-buang waktunya untuk hal-hal yang tak berguna tetapi ia akan mengisi setiap detiknya untuk beribadah dan mengerjakan amal salih, adapun kalau "yang mengaku roh gentayangan" tersebut mengetahui pribadi/rahasia-rahasia orang yang sudah meninggal .. ketahuilah bahwa ia adalah jin qarin yang senantiasa menyertai manusia tersebut sampai meninggalnya. Setelah kita mengetahui hakikat ini, mungkin kita hanya akan tersenyum melihat film-film hantu yang menjamur layar kaca atau bioskop-bioskop kita dan menertawakan kebodohan orang-orang yang membuat film tersebut.

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, 40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." (Qs.Al Hijr(15):39-40)


Bocah Pengamen di Kopaja P20

Selasa, 18 Maret 2009, menjelang tengah malam.

Malam itu jam menunjukan sekitar pukul 10 malam. Dari mampang saya mencegat Kopaja P20 ke arah Senen. Karena malam hari, hanya sedikit orang yang berada di dalam bis. Ketika saya masuk ke dalam, sudah ada seorang pengamen yang tengah mendendangkan sebuah lagu. Usianya mungkin sekitar sebelasan tahun.

Dengan menggunakan kaos oblong seadanya ditemani kecrekan pasir buatan tangan, dia membawakan lagu sejenis qasidahan. Yang menarik, si bocah pengamen ini membawakan lagu dengan hidmat dan penghayatan yang amat dalam bak konser tunggal Ariel Peterpan. Pelafalan bait demi bait syair lagu di fasihkan sedmikian rupa. Mulutnya bergerak "optimal" sesuai dengan pelafalan huruf bak seorang penyani seriosa. Ketika mengucapkan huruf vokal "A" maka mulut terbuka sebesar-besarnya, ketika melafalkan huruf "E" mulut di tarik selebar lebarnya, dan ketika melafalkan vokal "U" mulut di dorong se monyong-monyongnya. Sesuatu yang mengingatkan saya akan pelajaran seni musik di SMA dulu atau ketika belajar tahsin (memperbaiki bacaan al quran) dimana harus melafalkan mahkrojul huruf dengan jelas dan tepat. Hal yang agak aneh untuk anak seusianya dan sempat membuat saya berfikir kalau si bocah cacat mental. Dia bernyanyi cukup panjang, selesai lagu qasidah disambung lagu pop lainnya.

Setelah bernyanyi dia berdoa, mendoakan keselamat penumpang. Serius. Khusyu. Kemudian, seperti pengamen pada umumnya, ia meminta saweran kepada penumpang. Beberapa memberi. Sebagian besar acuh. Setiap ada orang yang memberi uang, bocah pengamen itu mengucapkan terimakasih dengan setulus hati. Ia berjalan dari depan sampai ujung belakang.

Umumnya, setelah mendapatkan uang, si pengamen langsung turun lewat pintu belakang. Tetapi tidak bagi bocah pengamen ini. Tanpa disangka-sangka, dan ini yang membuat saya takjub, ia kembali berjalan ke depan. Sambil berjalan ia hampiri satu-satu orang-orang yang telah memberinya uang tadi, kemudian berterimakasih secara personal. Setelah mengucapkan terimakasih untuk yang kedua kalinya baru ia turun dari bis.

Sungguh pemandangan yang jarang terjadi.


Belajar Dari Mesir


Mungkin bagi yang pernah membaca novel atau menonton film romantisme Ayat-Ayat Cinta akan tahu sedikit tentang gambaran hidup di Mesir, karena penulisnya yang pernah mengenyam kuliah dinegeri Piramida ini, 100% mengambil setting novel di negeri ini. Akan tetapi, ternyata, realita kehidupan di negeri tersebut lebih menakjubkan lagi, terutama semangat untuk memegang teguh ajaran agama Islam, setidaknya inilah yang digambarkan dalam beberapa artikel bersambung tentang keunikan Mesir di website www.eramuslim.com. Berikut adalah cuplikan-cuplikan kisah pengalaman beberapa mahasiswa yang pernah mengenyam kuliah di negeri tersebut:

“Ada sebuah fenomena menarik yang penulis lihat selama menimba ilmu di negeri Kinanah, Mesir. Anak-anak di negeri ini yang telah berusia 7 sampai 10 tahun rata-rata sudah hafal Al-Quran 30 Juz. “

“Di sekolah-sekolah Al-Azhar, anak-anak tamatan SD diwajibkan menghafal 17 juz. Kemudian ditingkat SMP, SMA sampai perguruan tinggi, mereka harus hafal Al-Quran. Masa-masa kecil inilah mereka dididik untuk menghafal Al-Quran. Karena pada masa itu otak mereka masih bersih, ibarat mengukir di atas batu. Sulit, namun sekali tergores susah hilangnya. “

“Hari itu seorang Mahasiswa Indonesia di Mesir pergi ke PUSKIN (Pusat Kebudayaan Indonesia). Karena dikejar waktu ia terpaksa naik taksi. Ketika dalam perjalanan, azan shalat Ashar berkumandang dari menara-menara masjid Kairo. Tanpa diduga, Sopir taksi itu minta izin berhenti sebentar untuk ikut shalat jamaah di Masjid. Tetapi karena merasa terburu-buru, pelajar Indonesia itu menolak untuk berhenti.

Sopir taksi yang tergolong masih muda dan bercelana Levis itu kelihatan kesal sekali. Disetelanya keras-keras suara azan di radio taksinya. Tidak hanya itu, ia mengebut-ngebutkan taksinya dengan kecepatan yang tinggi, membuat Mahasiswa itu sedikit takut. Namun ia merasa tenang setelah mendengar ucapan unik dari mulut Sopir taksi itu. Ia berkata, “Kalau bukan shalat Ashar dan Subuh sih tidak apa-apa?” katanya.

Sepertinya ia memang terbiasa shalat jamaah di masjid. Terutama shalat Ashar dan Subuh. Setelah mengatakan itu, ia mengangkat suaranya dengan hanya satu kalimat kemudian diam. Anda tahu apa bunyi kalimat itu? Kalimat itu adalah sebaris syair lagu milik Syaikh Musyari Rasyid yang berbunyi. “Inna Shalâtî mâ ukhallîhâ.” (Sungguh shalatku takkan pernah aku tingalkan).”

“Hari ketiga, Mahasiswa yang tadi juga, bersama seorang temannya hendak pergi menemuai Dr. Ragib as-Sirjâni di Pusat Studi Pradaban, di Kairo. Supaya cepat sampai tujuan, Mahasiswa itu naik taksi. Di tengah perjalanan, sopir taksi itu mengeluhkan kesibukan dan kesulitan hidup yang ia hadapi kepada kedua mahasiswa tersebut. Ia bercerita bahwa ia sangat sibuk sehingga tidak punya kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Setiap hari ia harus pergi pagi pulang malam untuk mencari nafkah bagi anak dan istri. Sehingga ia terpaksa mengulang hafalan Al-Qurannya di dalam Taksi tua yang ia kemudi. Ternyata sopir itu telah menghafal Al-Quran 30 Juz. Semenjak pagi itu, ia telah mengulang sebanyak 11 Juz di dalam taksinya. Ia bertanya kepada kedua mahasiswa penumpangnya, “Adakah di antara kalian yang hafal Al-Quran?” “Saya tidak hafal Al-Quran, tetapi ini ada teman saya yang hafal.” Jawab Mahasiswa tadi sambil menunjuk kepada temannya yang memang telah hafal Al-Quran. Sopir taksi itu berkata, “Tolong Anda simak! Saya akan membaca surat Yunus dari awal sampai akhir.” Jadi, selama perjalanan itu, kedua mahasiswa tadi khsuyuk mendengarkan seorang sopir yang mengulang hafalan surat Yunus di dalam taksinya.”


Untuk kisah lebih lengkapnya bisa di download file pdfnya di sini.

Mengapa HarusTakut Kepada Jin?

Membaca kitab klasik, saya dibuat heran dengan satu fenomena yang sekarang sangat ditakuti padahal jaman dahulu tidak demikian. Fenomena tersebut adalah tentang Jin.

Pada zaman sekarang, kebanyakan manusia sangat merasa ketakutan jika didatangi atau bertemu dengan makhluk bernama jin ini. Dengan berbagai bentuk samarannya, dari mulai pocong, kuntilanak, tuyul, dan lain sebagainya, Jin mampu memperdaya seorang anak adam hingga gemetaran, terkencing-kencing, bahkan tak sadarakan diri. Padahal, pada zaman kenabian dahulu, bukannya manusia yang takut terhadap jin, tetapi jin yang takut terhadap manusia. Bahkan pada zaman nabi Sulaiman alaihissalam jin tunduk, atas izin Allah, kepadanya.


“Dan kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syetan syetan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain dari pada itu, dan adalah Kami memelihara mereka”(Qs. Al-Anbiyaa [21]:82)

“ Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib (dalam barisan).” (Qs. An-Naml [27]:17)

“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya adzab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang berterima kasih.” (Qs. Saba’ [34] : 12-13)



Sedangkan pada zaman nabi Muhammad SAW, beberapa kali Beliau SAW dan para sahabat berinteraksi dengan jin, dan menepis godaannya.

Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Darda’ radiallahuanhu, ia berkata,

“ Suatu ketika Rasulullah sedang mengerjakan shalat, aku pun mendengar beliau berseru, ‘ Aku berlindung kepada Allah darimu !’ Lalu beliau kembali berseru, ‘ Aku melaknatmu dengan laknat Allah !’ Lalu beliau mengulurkan tangannya tiga kali seolah sedang memakan sesuatu. Setelah beliau menyelesaikan shalat, kami bertanya,’ Wahai Rasulullah, kami mendengar engkau mengucapkan sesuatu dalam shalat yang tidak pernah kamu dengar sebelumnya. Dan mengapa engkau mengulurkan tanganmu?’ Beliau menjawab, ‘ Sesungguhnya musuh Allah (iblis) telah dating dalam bentuk nyala api dan mendekatiku, maka aku pun berkata tiga kali, ‘ Aku belindung kepada Allah !’ Dan aku juga berkata tiga kali, ‘ Aku melaknatmu dengan laknat Allah !’ Kemudian ingin kutangkap iblis itu. Demi Allah seandainya tidak ada perjanjian saudaraku Sulaiman alaihissalam dengannya tentulah anak-anak Madinah dapat menjadikan bola api itu sebagai mainan.” (HR. Muslim [543], Nasa’i[3/13], dan Baihaqi dalam Ad-Dala’il[7/98])


Dalam shahih Al Bukhari yang cukup panjang, dikisahkan mengenai pertemuan Abu Huarairah radiallahuanhu dengan Jin. Ia bekata,

"Suatu ketika , Rasulullah SAW menunjukku untuk menjaga zakat bulan Ramadahan, datanglah seseorang dan mencuri makanan tersebut. Maka aku menangkapnya dan aku katakan kepadanya, ‘ Demi Allah, aku akan membawamu menghadap Rasulullah SAW.’ Ia pun menghiba dan berkata, ‘ Aku terhimpit kebutuhan dan memiliki banyak anak. Aku benar-benar dalam kondisi mendesak.’ Karena rasa iba aku pun lantas melepaskannya.

Keeseokan harinya Rasulullah SAW bertanya, ‘ Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawanmu semalam?’ Aku menjawab, ‘Wahai Rasulullah, ia mengadu terhimpit kebutuhan yang mendesak dan memiliki banyak anak. Aku iba melihatnya, maka langsung kulepaskan ia.’ Rasulullah SAW berkata, ‘ Ia telah membohongimu. Ia pasti kembali lagi.’

Karena tahu ia akan kembali lagi sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW, maka aku intai lelaki itu hingga kudapati ia datang dan mulai mencuri makanan. Lalu kutangkap ia dan aku katakan kepadanya,’ Akan kubawa kau kepada Rasulullah SAW.’ Ia berseru, ‘Lepaskan aku! Aku ini orang yang sangat membutuhkan dan harus menanggung banyak anak.’ Lagi-lagi aku merasa iba dan kembali melepaskannya.

Keesokan harinya Rasulullah SAW bertanya lagi kepadaku, ‘ Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawanmu semalam?’ Aku menjawab, ‘Wahai Rasulullah, ia mengadu terhimpit kebutuhan yang mendesak dan memiliki banyak anak. Aku iba melihatnya, maka langsung kulepaskan ia.’ Rasulullah SAW berkata, ‘ Ia telah membohongimu. Ia pasti akan kembali lagi.’

Untuk ketiga kalinya aku intai lelaki itu. Ketika ia datangdan mencuri makanan, segera kutangkap dan aku katakan kepadanya, ‘ Aku benar-benar akan membawamu menghadap Rasulullah SAW, ini sudah ketiga kalinya kamu berjanji tidak akan kembali dan tidak akan mengulanginya!’

Lelaki itu berseru, ‘ Lepaskan aku. Akan ku ajari kau kata-kata yang dengan izin Allah dapat bermanfaat untukmu.’ Aku bertanya, ‘ Apakah itu?’ Ia menjawab,’ Jika hendak berbaring di tempat tidurmu, bacalah ayat Kursi, “Allah tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus meneus mengurus (makhluk-Nya).”(Qs. Al-Baqarah[2]:255) hingga rampung, niscaya sepanjang malam akan ada penjaga utusan Allah yang terus mengawalmu dan syetanpun tidak akan bisa mendekatimu hingga pagi tiba.’

Lantas aku lepaskan ia. Dan keesokan harinya Rasulullah SAW bertanya kepadaku, ‘ Apa yang telah dilakukan tawananmu semalam?’ aku menjawab,’ Ia berkata,” Jika hendak berbaring di tempat tidurmu, bacalah ayat Kursi, ‘Allah tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus meneus mengurus (makhluk-Nya).’(Qs. Al-Baqarah[2]:255) hingga rampung, niscaya sepanjang malam akan ada penjaga utusan Allah yang terus mengawalmu dan syetanpun tidak akan bisa mendekatimu hingga pagi tiba.”

Rasulullah bersabda, ‘ Ia telah berkata benar padamu meski ia sesungguhnya adalah seorang pendusta. Tahukah kamu, siapakah yang telah berbicara kepadamu selama tiga malam ini?’ Abu Hurairah menjawab, ‘Tidak. ’ Rasulullah SAW bersabda,’ Itu adalah Syetan ‘.” (HR. Bukhari [2311] dan Baihaqi dalam Dala’il An-Nubuwah[7/107-108])


Dalam kisah yang lainnya, Ali bin Abi Thalib mengisahkan,

” Suatu kali kami pernah bepergian bersama Rasulullah SAW. Beliau kemudian berkata kepada ‘Ammar, ‘ Pergilah mencari air untuk minuman kita !’ ‘ Ammaw pun pergi dan menemukan syetan menyamar dalam bentuk budak hitamyang sedang berdiri menghalanginya mengambil air. ‘ Ammar membanting syetan itu ke tanah dan berkata, ‘ Jangan halangi aku, biarkan aku mengambil air itu!’ Sejenak syetan itu menurut , namun ia kembali menghalanginya. Untuk kedua kalinya, ‘ Ammar membanting syetan itu ke tanah dan berkata, ‘ Biarkan aku mengambil air dan tinggalkan tempat ini !’ Syetan itu meninggalkan ‘Ammar namun ia kembali menghalanginya. Sekali lagi, ‘Ammar menangkap dan membantingnya ke tanah, kali ini syetan itu benar-benar meninggalkan ‘Ammar dan menepati perintahnya.

Di tempat yang berbeda, Rasulullah SAW berkata kepada kami, ‘ Sesungguhnya syetan telah menghalangi ‘Ammar untuk mengambil air dalam bentuk seorang budak hitam, dan sesungguhnya Allah SWT telah menolong ‘Ammar hingga ia mampu mengalahkannya.’

Kami lantas menemui ‘Ammar radiallahuanhu dan berkata, ‘ Beruntunglah kamu, wahai Abu Yadhan. Rasulullah telah menceritakan kepada kami peristiwa yang kamu hadapi.’

‘Ammar menjawab,’ Seandainya aku tahu bahwa ia adalah syetan, tentu sudah ku bunuh ia. Aku ingin menggigit hidungnya kalau saja baunya tidak begitu busuk menusuk hidungku’.” (HR. Abu Asy-Syaikh dalam Al’Azhamah[1107] dengan sanad shahih, Baihaqi dalam Ad-Dala’il[7/124], Thabari dalam Majma ‘Az-Zawa’id[9/293])



Dalam riwayat lainnya yang mengisahkan tentang keutamaan Umar bin Khatab, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa syetan tidak akan melalui jalan yang dilewati Umar, karena rasa takutnya kepada Umar.


”Wahai Umar demi Dzat yang menguasai jiwaku (Allah), tidak pernah syaitan itu mau melewati jalan yang biasa engkau lewati, tetapi ia melewati jalan yang biasa dilewati oleh orang selainmu.” (HR Bukhari dari Saad bin Waqqash .ra)


Di era tabiin kita mengenal Imam Ahmad bin Hambal yang hanya dengan terompahnya saja, jin fasik lari ketakutan.


Suatu saat Imam Hambal bin Hambal duduk di masjid, datanglah utusan Al-Mutawakkil, Amirul Mukminin yang memintanya untuk mendo’akan anak wanita Mutawakkil yang kesurupan.

Imam Ahmad tidak berdo’a tetapi malah memberikan dua sandal kayunya seraya berpesan, “Pergilah ke rumah Amirul Mukminin dan duduklah disisi kepala anak wanita yang kesurupan. Katakan kepada jinnya Ahmad berpesan kepadamu, mana yang lebih kau sukai, keluar dari anak wanita ini atau digampar tujuh puluh kali dengan sandal ini.”

Utusan tersebut melaksanakan pesan Imam Ahmad. Dan jin pun berkata, “Saya patuh dan taat. Seandainnya Imam Ahmad menyuruh kami agar tidak tinggal di Iraq, niscaya kami tidak tinggal di Iraq. Sesungguhnya dia (Ahmad) mentaati Allah. Sehingga Allah menjadikan segala sesuatu taat kepadanya.” Lalu jin itu keluar dari anak wanita tadi. Akhirnya ia sembuh dari penyakitnya.

Waktu pun berselang, Imam Ahmad sudah meninggal dunia. Jin tersebut merasuki tubuh si wanita itu lagi. Lalu Mutawakkil mengutus seseorang untuk memberitahukan Abu Bakar Al-Muruzi seraya minta bantuan. Kemudian AL-Maruzi membawa terompahnya Imam Ahmad dan pergi menemui wanita tersebut.

Kali ini jin berkata melalui lisan si wanita, “Saya tidak mau keluar dari wanita ini, karena Imam Ahmad taat kepada Allah, lalu Allah memberitahukan kami untuk taat. Jin tidak takut pada sandal kayu, ia takut pada keshalihan peruqyahnya.”(Duratun Nashihin)


Serta banyak lagi riwayat lainnya yang menunjukkan lemahnya Jin atau syetan dihadapan manusia yang beriman kepada Allah..Penguasaan manusia terhadap Jin tersebut bukan karena kehebatan si manusianya akan tetapi karena kekuatan iman manusia tersebut kepada Allah. Allah yang menciptakan dan memiliki makhluk yang bernama jin. Allah pulalah yang apat menundukkannya terhadap manusia. Tipu daya Syetan dan Jin hanya mengenai orang orang yang lemah imannya

Tidak ada sesuatu apapun yang layak untuk ditakuti kecuali Allah. Jin tidak memiliki kuasa apapun untuk mencelakakan manusia, kecuali atas izin Allah. Jadi mengapa harus takut, jika Allah ada disisi kita !


“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".”(Qs. Al- Hijr[15]:39-40)

No Body Is Perfect

Suatu malam, ketika sedang asyik berjalan-jalan di Mall Ambasador sambil melihat-lihat dvd bajakan tiba-tiba lewat seorang bule dengan pasangannya. Pasangannya orang Indonesia. Tapi mungkin dibesarkan secara bule karena tingginya hampir sekitar 2 meter. Setara dengan lelaki bule yang digandengnya. Pakaiannya seksi seadanya. Hampir semua bagian paha sampai mata kaki bisa dinikmati oleh semua mata disana. Kakinya jenjang, langsing , dan tinggi. Saya jadi teringat dengan buku bergambar yang pernah saya miliki ketika SD, di buku itu ada gambar binatang yang kakinya ramping dan tinggi, nama binatang itu "Jerapah".


Tapi bukan penampilan wanita itu yang menarik bagi saya. Karena, toh pemandangan seperti itu sudah menjadi pemandangan sehari-hari di Jakarta. Bukan pula lelaki bule yang menjadi pasangannya, karena sebagai lelaki normal, tak ada ketertarikan sedikitpun dengan sesame jenis, walaupun dia bule. Apalagi tentang hewan yang bernama Jerapah. Bukan. Bukan itu semua yang membuat saya tertarik.

Ketika pasangan tersebut lewat didepan counter DVD bajakan, sayup sayup saya mendengar percakapan dua gadis penjaga counter mengomentari sang wanita yang tinggi semampai tersebut.


“ Tinggi amat ya!”

Iya, TAPI cakep ya “


Ding….

Tiba tiba tertangkap sebuah frase di telinga saya “Tinggi TAPI cakep”. Kenapa harus ada embel embel “TAPI” nya. Apa perempuan tinggi tidak boleh cakep? atau selama ini para penjaga counter tersebut banyak melihat orang-orang yang tinggi tidak cakep?

Potongan frase yang sempat saya dengar tersebut mengingatkan saya akan ketidak sempurnaan makhluk Tuhan yang bernama manusia. Walaupun secara bentuk manusia ini sempurna, tapi tidak demikian dalam kenyataannya. Ada orang yang tinggi tapi jelek, sementara itu ada orang yang cakep tapi pendek. Ada orang kaya tapi bodoh, disisi lain ada orang pintar tapi miskin. Mungkin saja wanita yang tinggi dan cantik tersebut terlihat sempurna, tapi siapa tahu sifatnya? Seseorang yang terlihat sempurna oleh orang lain pasti tidak akan pernah merasa sempurna bagi dirinya sendiri.


“ …. dan manusia dijadikan bersifat lemah.”(Qs. Annisa(4):28)


Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yang mendekatkannya ke pada kesempurnaan, sementar kekurangannya menjegal tangga menuju kesempurnaan itu. Tapi kesempurnaan tidak menjadi tolak ukur untuk seseorang menjalani kehidupan. Hidup tidak memerlukan kesempurnaan. Orang yang sukses bukan orang yang sempurna, tapi orang yang mengejar kesempurnaan. Orang yang sukses adalah orang yang fokus pada kelebihan yang dimilikinya, bukan pada kekurangannya. Ia mampu mengalihkan waktu berkeluh kesah pada kekurangnnya untuk menekuni kelebihannya.


“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (Qs.AlMa’aaru(70): 19)


Ada seorang anak SD yang baru menerima raport. Nilai matematikanya 5. Sementara nilai Bahasa Indonesia dan nilai Keseniannya 8. Melihat nilai matematikanya merah, orang tua si anak marah-marah dan menuntutnya agar belajar Matematika dengan giat , sampai dikursuskanlah anak tersebut hanya untuk memperbaiki nilai matematikanya yang jeblok. Tapi apa daya, memang anaknya tidak punya bakat di bidang itu, pada saat menerima rapot berikutanya, nilai matematikanya hanya naik satu angka menjadi 6. Dan begitu seterusnya, orang tua si anak menuntut agar si anak terus menekuni mata pelajaran yang menjadi kelemahannya. Hingga kemudian anak itu tumbuh besar dan menjadi orang yang biasa-biasa saja, tanpa prestasi. Coba bayangkan seandainya orang tua tersebut lebih memfokuskan dan memberikan dukungan kepada mata pelajaran yang menjadi kelebihan sang anak. Bukan tidak mungkin kalau setelah dewasa, sang anak bisa menjadi pakar sastra, penulis handal, atau mungkin seniman terkemuka.

Ketidaksempurnaan bukan alasan untuk tidak berbuat. Jangan karena kita tidak merasa belum sempurna lantas kita tidak berbuat hal posistif yang kita bisa. Jangan karena kita memiliki banyak kekurangan lantas kita merasa hidup ini tidak hidup. Setiap orang pasti memiliki kelebihan, kelebihan yang tampak, kelebihan yang dirasakan. Fokuskan saja energi pada berbagai kelebihan tersebut dan buat hidup ini menjadi lebih hidup.

Mengejar kesempurnaan adalah keniscayaan, tapi menjadi sempurna hanyalah utopia. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanya milik TUHAN. Menyadarinya membuat kita lebih dewasa menyikapi hidup dan membuat kita lebih bersyukur.


"…..Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih" (Qs. Ibrahim (14):7)

Di Sudut Terminal Kampung Melayu

Jumat,27 februari 2009, sekitar jam 5 sore.

Sore itu, halte busway kampung melayu tampak lengang. Hanya beberapa calon penumpang. Beberapa muda mudi berbaris antri di depan. Seorang ibu bergaya modis, yang menunjukkan tingkat sosialnya, tepat berdiri disamping saya. Petugas halte busway terbuai dengan kesibukannya.

Di tengah kekhusyuan hingar bingar sebuah terminal, tiba tiba pecah sebuah tangisan. Suaranya melengking tinggi. Kecil. Seorang balita. Serentak kepala para calon penumpang busway menengok ke arah kiri, arah datangnya suara. Separuh acuh.

Seorang balita perempuan, tanpa busana basah kuyup tepat di samping kiri bawah halte. Ibunya yang tunawisma sedang memandikannya, atau mungkin hanya mengelap tubuhnya dengan kain basah karena saya tidak melihat ada sumber air di sana. Sementara rekan-rekan tunawisma lainnya berasyik masyuk mengobrol antar sesamanya dipinggiran jalur masuk busway. Balita itu mungkin dibersihkan setelah seharian bekerja dengan ibunya, atau yang mengaku ibunya. Sebagai seorang tunawisma, kerjanya mungkin berjualan asongan, atau bahkan mengemis.

Sejenak ada rasa prihatin di hati. Kulayangkan pandangan ke sekitar. Disampingnya, seorang petugas busway sedang asyik ber-sms ria sambil bercanda dengan kawannya. Para eksekutif muda terburu buru, bergegas pulang mengejar kendaraan. gadis-gadis SMA tertawa cekikikan. Supir mikrolet ribut soal omprengan. Ramai. Beragam. Tapi semuanya Acuh. Inilah Jakarta, manusia sibuk dengan dirinya sendiri.

Kuarahkan pandangan tepat ke samping sebelah kananku. Tampak sang ibu yang bergaya modis di sebelahku memandang takzim sang balita. Entah apa dibenaknya. Kasihan? Jijik? Sebal? tak dapat kubaca ekspresinya. Cukup lama ia terpaku. Mungkin ingat anak-anaknya dirumah atau mungkin ingat kamar mandinya yang luks plus shower dan air hangat.

Busway datang. Semua terkesiap. Berebut naik. Berebut tempat duduk. Setelah itu lupa. Lupa akan tangisan si balita. Mungkin sebagian menyimpannya dihati. Tapi setelah itu lupa.

"Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara" (Pasal 32, UUD 45)

Copyright © 2008 - My Lo(v/n)ely Journey - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template