Intinya Harus Ikhlas

Bongkar bongkar lagi arsip lama, nemu komik yang pernah saya buat pada tahun 2001, pas masa mas indah SMA dulu. Saya baca... inti ceritanya tentang ikhlas. Jadi diingatkan kembali untuk senantiasa IKHLAS.

Menurut saya .... Ikhlas itu kalo sedekah, baik cuma seratus perak ato seratus rebu, malu kalo diliat orang. Ikhlas itu ga perlu malu ngelakuin ibadah sunah karena takut dibilangin sok alim. Ikhlas itu kalo ngebantu orang rasanya seneng meskipun gak dapet apa-apa. Ikhlas itu, gak perlu malu pake baju "jelek" keluar rumah karena takut diejek ato di katain orang. ikhlas itu, kalo ngasih ongkos ke sopir angkot ato kenek kopaja dengan senyum bukan dengan cemberut. Ikhlas itu ngga boleh dendam sama orang lain. Ikhlas itu kalo benci dan cinta hanya karena Allah semata. Ali Radiallahuanhu pernah ngga jadi ngebunuh musuh dalam perang hanya karena sang musuh meludahi beliau. Alasannya simple, sebelum diludahi oleh musuh niat beliau ngebunuh musuh itu karena Allah, tetapi ketika diludahi niatnya ingin ngebunuh musuh karena marah telah meludahinya, makanya beliau gak jadi ngebunuh musuhnya. itu namanya orang yang ngerti arti ikhlas dan dan sangat berhati hati dengan perubahan niat yang menjauhkan dari-Nya sekecil apapun. Itulah Ikhlas.

Saatnya untuk kembali meluruskan niat ... IKHLAS..IKHLAS ..IKHLAS..

















* jadi pengen buat komik lagi :p

Ngambil Gambar dengan Kamera Poket? Why Not !

Memiliki kamera dslr bukan berarti pasti dapat menghasilkan hasil foto yang indah, karena seperti kata pepatah sunda, "Man Behind The Gun" lah yang lebih menentukan hasilnya. Kadang hasil jepretan kamera pocket biasa bisa jauh lebih baik ditinjau dari sisi keindahan dan komposisi dibandingkan dengan hasil jepretan kamera dslr. Hal tersebut bisa terjadi karena fotografi adalah seni atau istilah kerennya "art", dan kalau sudah menyangkut seni maka "feeling" lah yang lebih berperan untuk menciptakan keindahan itu. Permasalahan teknis nomor dua. Orang yang memiliki "Sense of art" bisa menghasilkan karya fotografi yang indah meskipun dengan kamera pocket, sebaliknya orang yang mengetahui teknik teknik fotografi dan kamera dslr pro tanpa di barengi dengan "Sense of art", jadilah hasil karyanya biasa biasa saja, layaknya rata-rata air (no offense :p).

Satu hal yang menarik yang saya amati dan saya alami, orang yang terlebih dahulu menggunakan kamera poket sebelum menggunakan kamera dslr cenderung dapat menghasilkan foto yang lebih "indah" ketimbang orang yang langsung terjun ke kamera dslr. Pasalnya pengguna kamera poket akan lebih fokus kepada bagaimana mendapatkan foto dengan komposisi dan sudut yang baik, karena mereka tidak dipusingkan dengan setingan manual kamera yang merepotkan, tinggal jepret. sedangkan pengguna dslr akan disibukan dengan teknik-teknik fotografi dan pengaturan setingan kamera secara manual, sehingga kadang lupa untuk membuat komposisi yang baik.

Dalam postingan saya tentang lensa bokeh untuk yang boke ada seorang teman yang bertanya tentang cara fotografi yang baik dengan menggunakan kamera biasa. mungkin maksudnya,kamera "pocket" biasa. Dalam hal ini, sebagai orang awam yang juga baru belajar dan terus belajar, sebenarnya saya tidak memiliki kredibilitas untuk memaparkan teknik yang "benar" dalam fotografi. Namun demikian sebagai orang yang pernah, dan terkadang masih, menggunakan kamera poket saya bisa sedikit membagikan pengalaman untuk mengambil foto yang indah (menurut saya :p) dengan kamera pocket.

Kamera poket itu ada yang beberapa setingannya bisa diatur secara manual seperti ISO, shuter speed, dan aperture, ada juga yang sama sekali otomatis alias tidak dapat diatur sama sekali, artinya si pemakai tinggal jepret, kameranya menyesuaikan sendiri aperture, shuter speed, dan isonya untuk mendapatkan eksposure yang tepat. Disini saya tak akan membahas tentang apa itu exposure, aperture, iso, shuter speed dan lain sebagainya serta bagaimana cara penyetingan yang benar. Untuk masalah tersebut bisa merujuk ke sini, cukup lengkap dan komperhensif :). Sebagai mantan pengguna kamera poket yg serba otomatis :p saya hanya akan berbagi pengalaman mengenai bagaimana cara mengambil foto dengan komposisi, lighting, dan angle yang "tepat" sehingga menghasilkan foto yang "indah". Kenapa hanya tiga itu saja? seperti dalam postingan sebelumnya tentang still life fotografi, saya katakan bahwa tiga hal inilah yang membuat suatu karya still life fotografi menjadi indah, sedangkan still life fotografi, mengutip pakar still life, Sony Sandjaya, merupakan basic dari fotografi pada umumnya.

1. Komposisi

Cara mudah menjelaskan komposisi adalah seperti resep masakan. Suatu masakan akan terasa lezat jika komposisi bumbu dan bahannya tepat. Jika komposisi dalam resep masakan berkaitan dengan rasa maka dalam fotografi komposisi adalah masalah visual, tentang bagaimana sang fotografer meramu objek yang ada lewat fiew vinder sehingga enak untuk dilihat. Untuk mudahnya bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih baik komposisinya?



2. Ligthing (Pencahayaan)

Berbicara tentang lighting adalah berbicara mengenai cahaya yang mengenai objek, seberapa kuat, sumber cahayanya apa, dan dari mana arah datangnya. Lighting yang tepat akan membuat objek lebih berdimensi. Sebagai contoh bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih asik lightingnya?



3. Angle (Sudut pengambilan gambar)

Sudut pengambilan gambar yang unik atau tidak biasa bisa menghasilkan karya fotografi yang luar biasa. Objek yang biasa jika diambil dari sudut yang tidak biasa akan terlihat lebih indah dari aslinya. bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih "ciamik" anglenya :) ?




Itulah beberapa teknik dasar mengambil gambar yang selama ini saya gunakan ketika memakai kamera poket biasa. Dan yang perlu diingat, keindahan yang saya gambarkan di sini adalah keindahan menurut versi saya :p, karena yang menurut saya indah belum tentu indah bagi orang lain, dan yang orang lain sebut indah belum tentu indah bagi saya.

Mungkin ada yang bisa menambahkan teknik yang lainnya?





nb: foto yang sebelah kiri saya ambil dengan kamera dslr canon 450d lensa 50mm/1.8 II dua hari yang lalu sedangkan yang sebelah kanan diambil dengan kamera poket Kodak EasyShare c643 setahun yang lalu. Terbukti kamera poket bisa menghasilkan gambar yang lebih baik :))



LENSA BOKEH BUAT YANG BOKE : UNTUK CANONIAN

Sebagi penikmat fotografi, dulu saya sering kagum dengan foto foto yang bisa mengisolasi objek dari backgroundnya. Objek fokus, sedangkan backgroundnya nge-blur (orang jipun nyebutnya : bokeh). How it can do. Sekarang, setelah sedikit mencemplungkan kaki ke ranah per-fotografian saya baru tahu kalau untuk menghasilkan karya fotografi seperti itu harus menggunakan aperture atau bukaan rana yang besar. Masalahnya, biasanya semakin besar bukaan rananya semakin tinggi pula harga lensanya. Akhirnya setelah keliling keliling di websitenya JPC, ternyata ada lensa dengan bukaan besar, EF-S 50mmf/1.8 II, dengan harga dibawah satu juta.

image: JPCKEmang.com

Mungkin ini adalah lensa paling murah dikelasnya untuk sekarang. Setelah jalan jalan ke beberapa forum fotografi seperti AF, FN, dan DA untuk melihat hasil jepretan dengan lensa ini dan rekomendasi dari beberapa rekan fotografer akhirnya saya memutuskan untuk membeli lensa mungil tersebut satu hari sebelum mudik lebaran di V3 mall ambasador. Dan hasilnya sangat memuaskan, diatas lumayan untuk dokumentasi lebaran :) (mungkin nanti saya upload beberapa dipostingan berikutnya).

Berikut ini adalah beberapa contoh foto "test" yang diambil dengan lensa tersebut, gambar sudah diperkecil sehingga terlihat agak "distract", (click untuk memperbesar gambar).


Secara ringkas beberapa alasan kenapa saya membeli lensa ini :

1. Bisa buat foto bokeh.
2. Karena memiliki bukaan rana yang besar, di tempat yang agak kurang cahaya masih yahud dipake buat moto meskipun tanpa flash.
3. Harganya murah (paling murah dikelasnya).

Meskipun ada yang berpendapat lensa ini kurang begitu tajam, saya kira itu tergantung pencahayaan dan lain sebagainya (tapi jangan dibandingkan dengan lensa L series :p). []

Copyright © 2008 - My Lo(v/n)ely Journey - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template