Benarkah itu gangguan Jin?

Mungkin beberapa diantara kita pernah merasakan atau mengalami sensasi serasa ditekan atau dihimpit oleh sesuatu dalam kondisi setengah sadar setengah tidur. Seolah-olah ada sesuatu yang ditaruh diatas tubuh kita dan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Orang tua kita menyebut sensasi ini adalah gejala gangguan jin ringan atau orang sunda bilang "Ereup - ereup". Saya sendiri sering mengalami sensasi seperti ini. Pernah suatu ketika sewaktu tidur siang saya tiba-tiba terbangun setengah sadar, dan merasa tubuh ini dihimpit oleh sesuatu yang sangat berat, sampai-sampai seolah-olah bibir ini menjadi "bengo", tapi saya yakin saya sadar soalnya saya mendengar di luar rumah paman saya sedang membuat kandang ayam, maksud hati ingin mengucapkan doa-doa tertentu atau ayat-ayat tertentu untuk menghilangkan gangguan tersebut, tapi apa daya mulut ini serasa dikunci, tak bisa digerakan, tak ada satu katapun yang bisa terucap, sampai akhirnya taklama kemudian normal kembali. Hal ini sering saya alami baik itu malam hari maupun siang hari. Mungkin beberapa diantara kia merasa cukup dengan penjelasan orang tua dulu bahwa ini adalah gejala gangguan jin ringan. Tapi kalau begitu sama saja kita dengan penduduk pantai selatan yang mempercayai bahwa gelombang pasang di pantai selatan adalah pertanda Nyai Roro Kidul sedang marah. Atau kepercayaan penduduk lereng gunung Slamet bahwa meletusnya gunung slamet dikarenakan mbah Slamet, sang penunggu gunung, sedang batuk-batuk. Bukannya maksud hati menafikan hal-hal yang ghaib disekitar kita, saya percaya bahwa jin itu ada, saya percaya bahwa yang ghaib itu ada,karena dalam Islam percaya kepada yang ghaib adala salah satu syarat mutlak dari iman. Akan tetapi tidak semua hal cukup dijelaskan secara "ghaib", kecuali bagi orang-orang yang malas mencari penjelasan. Inilah yang memunculkan kredo mengenai perbedaan orang-orang Indonesia dengan orang orang Jepang. Ketika terjadinya tsunami atau gelombang pasang, orang indonesia hanya mengatakan, "Nyai RoroKidul sedang marah", beres segala urusan, tak ada lagi yang perlu dipertanyakan, jawabannya final, tidak mendatangkan ilmu sama sekali. Tetapi jika kejadian yang sama menimpa orang Jepang, mereka berfikir logis, meneliti kenapa sampai terjadi tsunami, apa penyebabnya, maka muncullah pertanyaan-pertanyaan yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan inilah pemicu kemajuan mereka.

Kembali ke masalah sensasi himpitan dalam keadaan setengah tidur dan terjaga, saya tidak merasa puas denga penjelasan yang terlalu mistik, akhirnya setelah mencari kesana kemari tentang fenomena ini, akhirnya dapat juga penjelasan logisnya. Ternyata tidak hanya kita, orang timur, saja yang mengalami sensasi seperti ini, orang barat sanapun pernah mengalami hal yang serupa. Dari literatur yang saya dapatkan diperoleh informasi bahwa kejadian tersebut diakibatkan oleh upaya tubuh menjaga kenyamanan kita saat tertidur. Ketika kita tertidur kesadaran kita berangsur-angsur akan menurun, kemudian syaraf-syaraf motorik ditubuh kita ini dimatikan untuk sementara demi kenyamanan diri kita sendiri agar tidak bergerak saat tidur, seperti misalnya berjalan saat tidur, akan tetapi terkadang pada sebagian orang, tubuh ini gagal untuk mematikan sementara syaraf-syaraf tersebut, seperti kejadian nyata yang sempat tercatat oleh Asosiasi Gangguan tidur Amerika:
  • seorang pria dibagian belakang truk trailer, yang sedang melaju, berjalan dalam tidurnya keluar pintu dan mati di jalan raya.
  • Seorang wanita yang sedang tidur menemukan dirinya terbangun di dalam toko swalayan, mendorong troli berisi 56 kotak sereal, dan
  • seorang wanita makan lebih dari 20 kg coklat selagi tidur.
Pada orang-orang yang tubuhnya mampu mematikan sementara syaraf-syarafnya ketika tidur, maka ia dapat tertidur dengan nyaman tanpa khawatir menemukan dirinya ada di tengah jalan raya ketika terbangun. Pada kasus yang normal, ketika akan terbangun, syaraf-syaraf yang sebelumnya dimatikan sementara tersebut kemudian akan diaktifkan kembali, lalu kesadaran kita berangsur angsur pulih dan kemudian kita terjaga. Sedangkan pada kasus yang tidak normal terjadi kebalikannya, kesadaran kita berangsur-angsur pulih sementara syaraf-syaraf ditubuh kita belum pulih sepenuhnya atau bahkan belum diaktifkan sama sekali setelah sebelumnya dimatikan sementara sehingga ketika kita mulai sadar dan terbangun, tubuh kita serasa dihimpit tidak bisa digerakan sama sekali, bahkan hanya untuk berucap satu kata pun sangat sulit, inilah yang menyebabkan sensasi himpitan dalam keadaan setengah sadar setengah tidur.Penjelasan yang cukup logis bukan, dari pada hanya sekedar gangguan jin semata.

After All, Untuk memastikan bahwa dalam tidur kita tidak akan diganggu oleh makhluk halus,bagi seorang muslim,lakukanlah apa yang dicontohkan oleh Rosulullah salallahualaihiwassalam, yaitu berwudhu sebelum tidur, membaca surat al-ikhlas, al-falaq, dan annas, masing-masing tiga kali kemudian meniupkannya kekedua telapak tangan dan mengusapkannya ke seluruh bagian tubuh, ditambah dengan membaca ayat kursi dan 3 ayat terakhir surat al-baqarah, karena dalam hadits disebutkan bahwa barang siapa yang membaca ayat kursi pada pagi hari maka Allah akan menjaganya hingga waktu malam dan barang siapa membaca ayat kursi pada malam hari Allah akan menjaganya hingga pagi menjelang.

Dan yang pasti jangan lupakan lirik yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik Tasya,

"Berdoalah sebelum kita Tidur ...,
jangan lupa cuci kaki tanganmu...,
jangan lupa doakan mama papa kita... ".

1 comments:

Erica Reese said...

Great blog you have heere

Copyright © 2008 - My Lo(v/n)ely Journey - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template