No Kangaroos In Austria

Sekilas membaca judul diatas, serta merta kita dibuat bertanya-tanya bahkan langsung mendebat, "Masak ngga ada Bukankah Australia sarangnya kanguru ! ", yup anda benar di AustrALia memang bertebaran kangguru, "Lho tadi katanya .... ?", tapi di Austria (Eropa) tidak ada kangguru sama sekali. Begitulah adanya tulisan yang tertera di salah satu kaus oblong cendramata dari Austria plus gambar kanggurunya.

Anda terkecoh? sayapun sempat terkecoh, dan banyak orang lainnya pun terkecoh. Mengapa bisa terjadi? karena Kangguru (Kangaroo) identik dan telah lekat dengan nama negara yang juga menjadi nama benua di selatan Indonesia, Australia. Dan seorang disainer kaus yang kreatif telah memanfaatkan pelesetan antara kangguru yang menjadi ciri khas Australia dengan Austraria kedalam desain kausnya. Setelah membaca ini saya yakin anda akan akan mengingat didalam kepala anda bahwa ada suatu negara di eropa sana yang bernama Austria, dan disana tidak ada kangguru ! Lebih jauh lagi, kemungkinan besar ketika anda mendengar kata kangguru, anda tidak hanya akan mengingat Australia sebagai habitat si kangguru, tetapi anda pun akan dengan segera mengingat Austria yang tidak memiliki kangguru. Mengagumkan bukan, "No Kangaroos In Austria !"

Penciptaan ide seperti sang desainer kaus bisa kita kategorikan sebagai penciptaan ide kreatif. Campbell (1986: 11) mendefinisikan bahwa kreativitas merupakan kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang bersifat baru, belum pernah ada sebelumnya (inovatif), dan berguna (useful)—dalam arti lebih praktis, lebih mempermudah, atau mendatangkan hasil lebih baik—serta dapat dimengerti (understandable). Hampir senada, Cronbach (1984 dalam Akande, 1997: 90) memberi definisi bahwa kreativitas atau berfikir divergen adalah melihat sesuatu dengan cara yang baru. Dalam kasus sang desainer kaus,ia melihat kemiripan antara Australia dan Austria, akan tetapi disisi lain dia melihat perbedaan yang sangat mencolok antara kedua negara tersebut, yaitu masalah kangguru ! Berkaitan dengan hal ini seorang yang kreatif bisa menemukan hal hal yang luar biasa ketika orang-orang menganggapnya bisa-bisa saja. Ketika orang yang tidak kreatif mengatahui fakta ini, dia hanya mengatakan "Ya Australia punya kangguru, sedangkan Austria tidak! what's the big problem?" Maka orang kreatif hanya menjawab "Saya akan bisnis kaos !" :)

Orang yang kreatif membuat sistem baru sedangkan orang yang inovatif mengimprovisasi sesuatu didalam sistem yang sama. Rhenald Kasali, Phd dalam bukunya, Re-Code Your Change DNA, mengatakan bahwa orang kreatif adalah orang yang berani mengambil jalan yang berbeda dengan pendahulunya, mereka inilah yang dapat membuat perubahan dalam suatu sistem atau organisasi. Mereka menciptakan suatu produk/ hasil baru yang benar-benar original, bukan tiruan atau improvment dari yang sudah ada sebelumnya. Jadi ketika anda membeli jam tangan merk Swiss, kemudian anda bongkar dan anda membuat jam tangan yang menyerupai dengan jam tangan tersebut akan tetapi dengan tambah beberapa fitur baru (misal: jarum jamnya bisa kelap-kelip :p) , tidak serta merta anda disebut sebagai orang yang kreatif, karena anda tidak menciptakan produk baru, anda hanya bisa disebut seorang yang inovatif ( yang melakukan improvment terhadap produk yang sudah ada).

Ok, contoh diatas adalah proses kreatifitas di Austria. Di negara kita tercinta, Indonesia kita juga dapat melihat proses kreatifitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan rokok A mild dalam billdoardnya ketika bulan Romadhon kemarin, yang diposting oleh seorang teman dalam mailinglist elektro ITB 2002.

Billboard yang terletak di pertigaan hotel Mulia, Jakarta, tersebut terdiri dari 2 layer, layer depan bergambar piring-piring dan gelas kosong, sedangkan layer belakangnya bergambar makanan dan minuman yang mengisi piring dan gelas kosong tersebut. Nah, gambar makanan dan minuman ini, karena letaknya di belakang layar pertama tidak akan kelihatan disiang hari, dan hanya akan terlihat ketika malam hari pada saat billboard tersebut disorot lampu neon dibelakangnya.


Ketika siang hari billboard yang bertuliskan "Siang Dipendam Malam Balas Dendam" itu hanya menampilkan gambar piring-piring dan gelas kosong.


Ketika malam hari tiba piring dan gelas yang sebelumnya kosong tersebut menjadi berisi makanan dan minuman.


Fantastis bukan? Untuk level indonesia, ini merupakan hal yang benar-benar baru, terlepas apakah advertisement consultant nya dari Indonesia ataukah impor dari negeri lain. Entah apakah metode iklan seperti ini pernah diakukan dinegara lain atau tidak. Tapi yang pasti iklan di luar negeri telah lebih dulu kreatif dibandingkan di negri ini, contohnya seperti yang ada di sini :).

Di Indonesia sendiri istilah kreatif sering diplesetkan menjadi Kere Tapi Aktif. Secara teori hal ini sah-sah saja, karena biasanya proses kreatif ini dipicu oleh keadaan yang serba pas-pasan dan terdesak, maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. Di Jepang, lemari es yang sudah tidak terpakai karena sudah habis life timenya (padahal masih bagus) atau karena sudah ada model baru langsung di buang ketempat pembuangan barang bekas, sedangkan di negeri ini meskipun sudah ngos-ngosan masih terus dipakai, bahkan ketika sudah rusak pun masih juga dipergunakan sebagai lemari pakaian!!! Inilah Indonesia. Karenanya secara logika seharusnya ide-ide kreatif itu muncul dari anak-anak bangsa.


"No Kangaroos In Austria"
Jangan lupa beli kaosnya kalo ke Austria :)

0 comments:

Copyright © 2008 - My Lo(v/n)ely Journey - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template