Memiliki kamera dslr bukan berarti pasti dapat menghasilkan hasil foto yang indah, karena seperti kata pepatah sunda, "Man Behind The Gun" lah yang lebih menentukan hasilnya. Kadang hasil jepretan kamera pocket biasa bisa jauh lebih baik ditinjau dari sisi keindahan dan komposisi dibandingkan dengan hasil jepretan kamera dslr. Hal tersebut bisa terjadi karena fotografi adalah seni atau istilah kerennya "art", dan kalau sudah menyangkut seni maka "feeling" lah yang lebih berperan untuk menciptakan keindahan itu. Permasalahan teknis nomor dua. Orang yang memiliki "Sense of art" bisa menghasilkan karya fotografi yang indah meskipun dengan kamera pocket, sebaliknya orang yang mengetahui teknik teknik fotografi dan kamera dslr pro tanpa di barengi dengan "Sense of art", jadilah hasil karyanya biasa biasa saja, layaknya rata-rata air (no offense :p).
Satu hal yang menarik yang saya amati dan saya alami, orang yang terlebih dahulu menggunakan kamera poket sebelum menggunakan kamera dslr cenderung dapat menghasilkan foto yang lebih "indah" ketimbang orang yang langsung terjun ke kamera dslr. Pasalnya pengguna kamera poket akan lebih fokus kepada bagaimana mendapatkan foto dengan komposisi dan sudut yang baik, karena mereka tidak dipusingkan dengan setingan manual kamera yang merepotkan, tinggal jepret. sedangkan pengguna dslr akan disibukan dengan teknik-teknik fotografi dan pengaturan setingan kamera secara manual, sehingga kadang lupa untuk membuat komposisi yang baik.
Dalam postingan saya tentang lensa bokeh untuk yang boke ada seorang teman yang bertanya tentang cara fotografi yang baik dengan menggunakan kamera biasa. mungkin maksudnya,kamera "pocket" biasa. Dalam hal ini, sebagai orang awam yang juga baru belajar dan terus belajar, sebenarnya saya tidak memiliki kredibilitas untuk memaparkan teknik yang "benar" dalam fotografi. Namun demikian sebagai orang yang pernah, dan terkadang masih, menggunakan kamera poket saya bisa sedikit membagikan pengalaman untuk mengambil foto yang indah (menurut saya :p) dengan kamera pocket.
Kamera poket itu ada yang beberapa setingannya bisa diatur secara manual seperti ISO, shuter speed, dan aperture, ada juga yang sama sekali otomatis alias tidak dapat diatur sama sekali, artinya si pemakai tinggal jepret, kameranya menyesuaikan sendiri aperture, shuter speed, dan isonya untuk mendapatkan eksposure yang tepat. Disini saya tak akan membahas tentang apa itu exposure, aperture, iso, shuter speed dan lain sebagainya serta bagaimana cara penyetingan yang benar. Untuk masalah tersebut bisa merujuk ke sini, cukup lengkap dan komperhensif :). Sebagai mantan pengguna kamera poket yg serba otomatis :p saya hanya akan berbagi pengalaman mengenai bagaimana cara mengambil foto dengan komposisi, lighting, dan angle yang "tepat" sehingga menghasilkan foto yang "indah". Kenapa hanya tiga itu saja? seperti dalam postingan sebelumnya tentang still life fotografi, saya katakan bahwa tiga hal inilah yang membuat suatu karya still life fotografi menjadi indah, sedangkan still life fotografi, mengutip pakar still life, Sony Sandjaya, merupakan basic dari fotografi pada umumnya.
1. Komposisi
Cara mudah menjelaskan komposisi adalah seperti resep masakan. Suatu masakan akan terasa lezat jika komposisi bumbu dan bahannya tepat. Jika komposisi dalam resep masakan berkaitan dengan rasa maka dalam fotografi komposisi adalah masalah visual, tentang bagaimana sang fotografer meramu objek yang ada lewat fiew vinder sehingga enak untuk dilihat. Untuk mudahnya bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih baik komposisinya?
2. Ligthing (Pencahayaan)
Berbicara tentang lighting adalah berbicara mengenai cahaya yang mengenai objek, seberapa kuat, sumber cahayanya apa, dan dari mana arah datangnya. Lighting yang tepat akan membuat objek lebih berdimensi. Sebagai contoh bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih asik lightingnya?
3. Angle (Sudut pengambilan gambar)
Sudut pengambilan gambar yang unik atau tidak biasa bisa menghasilkan karya fotografi yang luar biasa. Objek yang biasa jika diambil dari sudut yang tidak biasa akan terlihat lebih indah dari aslinya. bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih "ciamik" anglenya :) ?
Itulah beberapa teknik dasar mengambil gambar yang selama ini saya gunakan ketika memakai kamera poket biasa. Dan yang perlu diingat, keindahan yang saya gambarkan di sini adalah keindahan menurut versi saya :p, karena yang menurut saya indah belum tentu indah bagi orang lain, dan yang orang lain sebut indah belum tentu indah bagi saya.
Mungkin ada yang bisa menambahkan teknik yang lainnya?
Dalam postingan saya tentang lensa bokeh untuk yang boke ada seorang teman yang bertanya tentang cara fotografi yang baik dengan menggunakan kamera biasa. mungkin maksudnya,kamera "pocket" biasa. Dalam hal ini, sebagai orang awam yang juga baru belajar dan terus belajar, sebenarnya saya tidak memiliki kredibilitas untuk memaparkan teknik yang "benar" dalam fotografi. Namun demikian sebagai orang yang pernah, dan terkadang masih, menggunakan kamera poket saya bisa sedikit membagikan pengalaman untuk mengambil foto yang indah (menurut saya :p) dengan kamera pocket.
Kamera poket itu ada yang beberapa setingannya bisa diatur secara manual seperti ISO, shuter speed, dan aperture, ada juga yang sama sekali otomatis alias tidak dapat diatur sama sekali, artinya si pemakai tinggal jepret, kameranya menyesuaikan sendiri aperture, shuter speed, dan isonya untuk mendapatkan eksposure yang tepat. Disini saya tak akan membahas tentang apa itu exposure, aperture, iso, shuter speed dan lain sebagainya serta bagaimana cara penyetingan yang benar. Untuk masalah tersebut bisa merujuk ke sini, cukup lengkap dan komperhensif :). Sebagai mantan pengguna kamera poket yg serba otomatis :p saya hanya akan berbagi pengalaman mengenai bagaimana cara mengambil foto dengan komposisi, lighting, dan angle yang "tepat" sehingga menghasilkan foto yang "indah". Kenapa hanya tiga itu saja? seperti dalam postingan sebelumnya tentang still life fotografi, saya katakan bahwa tiga hal inilah yang membuat suatu karya still life fotografi menjadi indah, sedangkan still life fotografi, mengutip pakar still life, Sony Sandjaya, merupakan basic dari fotografi pada umumnya.
1. Komposisi
Cara mudah menjelaskan komposisi adalah seperti resep masakan. Suatu masakan akan terasa lezat jika komposisi bumbu dan bahannya tepat. Jika komposisi dalam resep masakan berkaitan dengan rasa maka dalam fotografi komposisi adalah masalah visual, tentang bagaimana sang fotografer meramu objek yang ada lewat fiew vinder sehingga enak untuk dilihat. Untuk mudahnya bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih baik komposisinya?
2. Ligthing (Pencahayaan)
Berbicara tentang lighting adalah berbicara mengenai cahaya yang mengenai objek, seberapa kuat, sumber cahayanya apa, dan dari mana arah datangnya. Lighting yang tepat akan membuat objek lebih berdimensi. Sebagai contoh bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih asik lightingnya?
3. Angle (Sudut pengambilan gambar)
Sudut pengambilan gambar yang unik atau tidak biasa bisa menghasilkan karya fotografi yang luar biasa. Objek yang biasa jika diambil dari sudut yang tidak biasa akan terlihat lebih indah dari aslinya. bandingkan kedua foto di bawah ini, mana yang lebih "ciamik" anglenya :) ?
Itulah beberapa teknik dasar mengambil gambar yang selama ini saya gunakan ketika memakai kamera poket biasa. Dan yang perlu diingat, keindahan yang saya gambarkan di sini adalah keindahan menurut versi saya :p, karena yang menurut saya indah belum tentu indah bagi orang lain, dan yang orang lain sebut indah belum tentu indah bagi saya.
Mungkin ada yang bisa menambahkan teknik yang lainnya?
nb: foto yang sebelah kiri saya ambil dengan kamera dslr canon 450d lensa 50mm/1.8 II dua hari yang lalu sedangkan yang sebelah kanan diambil dengan kamera poket Kodak EasyShare c643 setahun yang lalu. Terbukti kamera poket bisa menghasilkan gambar yang lebih baik :))
2 comments:
Ah reviewnya ga imbang nih. Smua yg hasil jepretan DSLR komponya sengaja dibikin "aneh"... -_-
Btw, mo nambahin 1 kelebihan kamera poket: tidak mencolok dan mudah bergerak, apalagi kalo bwt dokumentasi dan candid... :D
@ phat
kan contoh doang, mana yg komponya bagus mana yg ngga :p
yup setuju... bisa disakuin, DSLR ngga, malah butuh kantong khusus, sayang kalo lecet :p
Post a Comment