Ingat nama Pangkal Pinang, kita akan diingatkan oleh sosok cantik artis dan juga model yang baru baru ini di tunjuk menjadi duta anti narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Pemilik nama lengkap Monica Nicholle Sandra Dewi Gunawan Basri, atau yang lebih dikenal dengan Sandra Dewi ini lahir di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, 18 Agustus 1983.
Selain dari kenyataan bahwa Pangkal Pinang adalah tempat kelahiran sang artis tersebut, kota ini juga merupakan tempat industri Timah terbesar di dunia karena PT. Timah tepat berada di jantung kota ini. Kota kecil yang mirip-mirip Tanggerang (IMHO) ini dihuni oleh dua suku bangsa yang dominan, Melayu dan Tionghoa.
Berikut ini adalah profile kota pangkal pinang yang saya kutip dari http://jsofian.wordpress.com/2007/05/02/pangkalpinang-education-cyber-city-pecc/ :
Selain dari kenyataan bahwa Pangkal Pinang adalah tempat kelahiran sang artis tersebut, kota ini juga merupakan tempat industri Timah terbesar di dunia karena PT. Timah tepat berada di jantung kota ini. Kota kecil yang mirip-mirip Tanggerang (IMHO) ini dihuni oleh dua suku bangsa yang dominan, Melayu dan Tionghoa.
Berikut ini adalah profile kota pangkal pinang yang saya kutip dari http://jsofian.wordpress.com/2007/05/02/pangkalpinang-education-cyber-city-pecc/ :
Profil Kota Pangkalpinang
Propinsi Bangka Belitung (Babel) awalnya merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2000, Propinsi Bangka Belitung (Babel) resmi berdiri sebagai propinsi ke 31 dengan Ibukota Propinsi adalah Kota Pangkalpinang. Ditinjau dari letak Propinsi Babel, propinsi ini memiliki lokasi stragetis sebagai comparative advantage wilayah yaitu di antara negara Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
Luas wilayah Kota Pangkalpinang adalah 89,40 Km2 atau sekitar 0,5% dari luas wilayah Kepulauan Bangka (16.424,14 Km2 ).Kota Pangkapinang merupakan kota otonomi yang berada di garis 1060 4’ sampai 1060 7’ bujur Timur dan garis 20 4’ sampai dengan 20 10’ Lintang Selatan dengan luar daerah sekitar 89,40 Km2 (berdasarkan PP NO 12 Tahun 1984). Batasan geografis kota Pangkalpinang adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Selindung Lama, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan Bangka Tengah.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Air Duren, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka.
Sedangkan batasan antar kecamatan dapat dilihat melalui gambar di bawah ini:Secara geografis, Kota Pangkalpinang terletak ditengah Kepulauan Bangka dan sekaligus menjadi pusat perdagangan dan industri.
Kalau dilihat sekilas, kotanya mirip Tanggerang, minus kendaraan bermotor yang relatif lebih sedikit. Dalam kunjungan sehari ke kota ini, saya rasa tak ada pengalaman yang terlalu istimewa dari kota ini, kecuali driver mobil carteran yang teramat sopan kepada kami. Kami memanggilnya pak Avo, entah apa nama panjangnya, lelaki yang sudah sepuh ini sangat santun perangainya, entah ini budaya orang Pangkal Pinang atau bukan. Hal yang menarik berikutnya adalah ketika hendak membeli tiket pulang ke Jakarta. Setahu saya, dari pandangan langsung di lapangan, hanya ada 3 maskapai penerbangan yang ke Pangkal Pinang, Sriwijaya Air, Batavia Air, dan LionAir. Ketika mencari tiket di agency maskapai penerbangan yang bersangkutan, informasinya tiket sudah terjual habis, berarti saya harus pulang keesokan harinya, sedangkan besoknya saya harus mulai masuk kerja lagi. Namun akhirnya tiket penerbangan hari itu didapat juga, melalui calo tiket di bandara. Selidik punya selidik, katanya, di Pangkal Pinang calo-nya memang merajalela. Saya pun bisa berangkat kembali ke Jakarta pada sore itu dengan tiket pesawat Batavia Air, seharga 780 ribu rupiah, lebih mahal 80 ribu rupiah dari harga semestinya, itupun dengan nama yang tertulis di tiketnya adalah "Mr Basuki". Membaca nama tersebut saya jadi ingat almarhum pelawak Basuki, saya hanya berdoa semoga saya tidak menjadi almarhum dengan pernerbangan saat itu :).
Sore itu, Rabu 2 Juli 2008, saya meninggalkan kota Pangkal Pinang, meninggalkan lubang-lubang di pulau Bangka sisa-sisa penambangan timah yang terlihat diketinggian pesawat yang telah mengudara.
Sore itu, Rabu 2 Juli 2008, saya meninggalkan kota Pangkal Pinang, meninggalkan lubang-lubang di pulau Bangka sisa-sisa penambangan timah yang terlihat diketinggian pesawat yang telah mengudara.
0 comments:
Post a Comment