Sabtu, 5 juli 2008, Sekitar jam 3 sore, di Halte Busway Harmoni.
Sore itu halte busway Harmoni cukup padat. Saya dan ketiga kawan saya harus antri cukup panjang untuk menaiki busway jurusan blok M. Satu hal yang pasti dilakukan oleh orang yang menunggu dalam antrian adalah melepaskan pandangan, memandang ke sekeliling. Satu hal yang menarik dari kegiatan ini adalah kita bisa melihat berbagai jenis orang dengan kegiatan, tingkah laku, pakaian, dan dandanannya yang rupa rupa warnanya. Saya lebih senang menyebutnya, Konsepsi manusia.
Ada berbagai jenis manusia di dalam halte yang sempit dan panas itu. Ada seorang ibu berpakaian sederhana menggendong anaknya, ada remaja dengan dandanan "funki"-nya, ada pemuda dengan pakaian necisnya, ada para gadis dengan model jipunnya, rambut berwarna dan makeup mencolok. Yang paling menarik adalah dandanan seorang remaja dengan kalung rantai plastik berwarna hijau di lehernya. Tak tanggung tanggung, jalinan rantainya sebesar telunjuk orang dewasa. Ketika antrian beranjak maju, saya baru sadar bahwa rantai pelastik yang dipakai remaja itu sama persis dengan rantai plastik yang dijadikan pembatas antrian di halte tersebut. Hanya saja warnanya biru bukan hijau. Tawa pun meledak.
Inilah gambaran miniatur jakarta, di sebuah halte busway, ditengah sibuknya kota Jakarta.
Sore itu halte busway Harmoni cukup padat. Saya dan ketiga kawan saya harus antri cukup panjang untuk menaiki busway jurusan blok M. Satu hal yang pasti dilakukan oleh orang yang menunggu dalam antrian adalah melepaskan pandangan, memandang ke sekeliling. Satu hal yang menarik dari kegiatan ini adalah kita bisa melihat berbagai jenis orang dengan kegiatan, tingkah laku, pakaian, dan dandanannya yang rupa rupa warnanya. Saya lebih senang menyebutnya, Konsepsi manusia.
Ada berbagai jenis manusia di dalam halte yang sempit dan panas itu. Ada seorang ibu berpakaian sederhana menggendong anaknya, ada remaja dengan dandanan "funki"-nya, ada pemuda dengan pakaian necisnya, ada para gadis dengan model jipunnya, rambut berwarna dan makeup mencolok. Yang paling menarik adalah dandanan seorang remaja dengan kalung rantai plastik berwarna hijau di lehernya. Tak tanggung tanggung, jalinan rantainya sebesar telunjuk orang dewasa. Ketika antrian beranjak maju, saya baru sadar bahwa rantai pelastik yang dipakai remaja itu sama persis dengan rantai plastik yang dijadikan pembatas antrian di halte tersebut. Hanya saja warnanya biru bukan hijau. Tawa pun meledak.
Inilah gambaran miniatur jakarta, di sebuah halte busway, ditengah sibuknya kota Jakarta.
0 comments:
Post a Comment