Tips menghafal Al-Quran
H. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA.
Banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang berisi anjuran untuk membaca Al-Qur'anul Karim dan menghafalnya. Dan berisikan pula penjelasan tentang kedudukan agung yang hanya diberikan kepada para penghafal Al-Qur'an yang senantiasa mengamalkannya.
Oleh karenanya, para shahabat yang mulia RA dan para salafusshalih, dari satu generasi ke generasi berikutnya selalu berlomba-lomba dalam menghafal Al-Qur'anul Karim. Mereka juga senantiasa memiliki kesungguhan yang tinggi dalam mendidik anak-anak mereka agar menjadi penikmat hidangan Al-Qur'an, baik dalam mempelajarinya atau pun menghafalkannya dengan hafalan yang baik dan tajwid yang benar, mentaburi segala yang terdapat di dalamnya berupa janji dan ancaman.
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullahu berkata :
"Dahulu para ulama salaf memberikan wasiat untuk selalu baik dalam mengamalkan Al-Qur'an, bukan hanya sekedar banyak dalam membacanya; karena sesungguhnya pengamalan yang sedikit tetapi baik, lebih utama dari pengamalan yang banyak tetapi tidak baik".
BEBERAPA TIPS MENGHAFAL AL-QURAN :
Banyak sekali tips untuk menghafalkan Al-Qur’an yang telah dituliskan oleh para ulama, diantaranya adalah tips-tips berikut ini, selamat menyimak semoga bermanfaat :
Ikhlas sebagai kunci ilmu dan pemahaman
Jadikan maksud dan tujuan kita dalam menghafal sebagai bentuk taqarrub kepada Allah SWT. Hadirkan pada diri kita bahwa yang sedang kita baca adalah Kalamullah Azza wa Jalla. Waspadalah bila mana motifasi kita dalam menghafal adalah untuk mendapatkan kedudukan di tengah-tengah masyarakat, atau untuk mendapatkan penghasilan dunia, upah dan hadiah. Karena Allah SWT tidak akan menerima amal melainkan bila mana dikerjakan secara ikhlas untuk-Nya semata
Menjauhi kemaksiatan dan perbuatan dosa
Hati yang diselimuti oleh kemaksiatan dan disibukan dengan serbuan syahwat dunia, maka tidak akan mendapatkan porsi bagi cahaya Al-Qur'anul Karim. Karena kemaksiatan akan menjadi penghalang dalam menghafal Al-Qur'an, mengulang-ulang dan mentadaburinya. Segala bentuk bisikan setan akan memalingkannya dari berdzikir kepada Allah SWT.
Ibnu Mubarak rahimahullah berkata :
Aku melihat dosa-dosa itu akan mematikan hati
Selalu melakukan dosa akan mewariskan kehinaan
Meninggalkan dosa merupakan hidupnya hati
Baik bagi dirimu bilamana meninggalkannya
Tengoklah Imam Syafi'I yang memiliki kecepatan dalam menghafal, bagaimana dia mengadu kepada gurunya, Waki', suatu hari dia mengalami kelambatan dalam menghafal. Maka gurunya lalu memberikan obat mujarrab, yaitu dengan meninggalkan perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari setiap penghalang antara dia dan Tuhannya.
Imam Syafi'I rahimahullah berkata :
Aku mengadu kepada (guruku) Waki' atas buruknya hafalanku
Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan
Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.
Barang siapa yang memiliki kesungguhan untuk menjauhi kemaksiatan maka Allah Azza wa Jalla akan membukakan hatinya untuk mengingat-Nya membimbingnya dalam mentadaburi ayat-ayat kitab-Nya, memberikan kemudahan dalam menghafal dan mempelajarinya.
Memanfaatkan masa kanak-kanak dan masa muda
Karena anak kecil banyak memiliki waktu luang dan sedikit kesibukkan. Ahnaf bin Qais meriwayatkan bahwasanya dia pernah mendengr seseorang berkata :
اَلتَعَلُّمُ فِي الصِّغَرِ كَالنَّقْشِ فِي الْحَجَرِ
"Belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir di atas batu".
Maka Ahnaf pun berkomentar :
اَلْكَبِيْرُ أَكْثَرُ عَقْلاً لَكِنَّهُ أَشْغَلُ قَلْبًا
"Orang dewasa itu lebih pandai, akan tetapi hatinya lebih
sibuk".
Oleh karenanya, bagi orang yang telah berlalu masa mudanya jangan sampai dia merasa tidak memilki ke kesempatan dan merasa lemah dalam menghafal; karena apabila dia kosongkan hatinya dari segala kesibukkan dan kegundahan, maka dia akan mendapatkan kemudahan dalam menghafal Al-Qur'anul Karim yang mana dia tidak mendapati kemudahan itu selain daripada menghafalnya. Allah ta'ala berfirman :
" Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran? ". (Q.S. Al-Qamar/54 :17)
Dan ini adalah merupakan salah satu karakteristik Al-Qur'anul Karim.
Saudaraku, janganlah kamu lupa bahwa manusia ketika beranjak usia dewasa akan lemah penglihatannya. Tekadang dia tidak mempu untuk membaca Al-Qur'an dari mushaf, dan pada saat dewasa inilah dia akan mendapatkan apa yang telah dihafalnya dalam dadanya itu simpanan yang akan dibacanya dan dia nikmati dalam tahajudnya. Dan apabila dia tidak mengingat sedikitpun apa yang telah dihafalnya, maka betapa besar penyesalannya.
Memanfaatkan waktu giat dan senggang
Saudaraku sidang pembaca, tidak layak bagimu menghafal di waktu lelah dan membosankan, atau ketika pikiranmu sibuk dalam suatu perkara; karena semua ini akan menghalangi konsentrasimu dalam menghafal. Akan tetapi pilihlah waktu giat dan keadaan pikiran sedang tenang. Alangkah baik bilamana itu anda lakukan setelah shalat fajar (subuh) karena yang demikian itu lebih banyak manfaatnya, terlebih bagi orang yang tidur malamnya lebih awal.
Menggunakan waktu-waktu giat sangat penting sekali, maka anda harus mengetahui kapan diri anda bangkit untuk bekerja dan kapan mengistirahatkannya.
Bila datang kesempatanmu, maka pergunakanlah ia sebaik-baiknya
Karena akhir setiap yang bergerak adalah ketenangan
Jangan kamu lalai melakukan kebaikan saat ada kesempatanKarena kamu tidak tahu kapan ketenangan (kesempatan) itu akan kembali
Dan diantara indahnya lantunan bait syair Imam Syafi'i rahimahullah agar menggunakan kesempatan yang ada untuk bergegas melakukan ketaatan adalah :
Bila orang-orang mulai terlelap tidur, aku pun menangis
Dan aku lantukan diantara bait syair yang terindah
Bukankah kerugian itu adalah malam-malam yang berlalu
Berlalu tanpa dilalui menuntut ilmu dan akan dihisab umurku?
Memilih tempat yang tepat
Yaitu dengan menjauhi tempat-tempat bising dan keramaian; karena itu semua akan menyibukkan dan membuyarkan konsentrasi kita. Dan sebaik-baik tempat yang kamu pilih untuk menghafal Al-Qur'anul Karim adalah rumah-rumah Allah (masjid) agar kamu mendapatkan pahala yang berlipat ganda, atau di tempat yang tenang, di mana pendengaran dan penglihatan tidak disibuki dengan segala hal yang ada di sekitarmu.
Motivasi diri dan tekad yang benar
Keinginan yang kuat dan benar akan memberikan pengaruh yang besar dalam menguatkan, memudahkan dan berkonsntrasi dalam menghafal. Adapun orang yang ingin menghafal di bawah pengaruh tekanan kedua orang tuanya atau gurunya tanpa timbulnya motifasi dari dalam dirinya maka hal itu tidak akan berlangsung lama, dan pasti dia akan mengalami masa futur (lemah semangat) yang berat.
Motivasi diri dan tekad yang benar akan bertambah dengan adanya penyemangat yang berkesinambungan, penjelasan akan ganjaran dan kedudukan yang mulia bagi para penghafal Al-Qur'anul Karim dan majelis Al-Qur'an dan adanya pengobaran semangat berlomba dalam halaqah Qur’an, rumah atau sekolah. Dengan tekad yang benar ini maka dengan sendirinya bisikan-bisikan setan akan hilang dengan sendirinya dan nafsu ammarah (jiwa penyuruh keburukan) pun akan sirna.
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata :
"Barang siapa memiliki tekad yang benar maka setan akan berputus asa darinya, dan bila mana seorang hamba tidak teguh pendiriannya maka setan akan selalu mengganggunya dan menjanjikan angan-angan yang terlalu jauh".
Imam Ibnu Al-Jauzi rahimahullah bercerita tentang dirinya :
"Aku pernah merasakan manisnya dalam menuntut ilmu, aku pun menjumpai berbagai ujian yang menurutku lebih manis dari pada madu dikarenakan aku menginginkan yang aku harapkan".
Menfungsikan semua indra
Kemampuan satu orang dengan lainnya pasti berbeda, apalagi dalam hal menghafal Al-Quran, akan tetapi menggunakan semua panca indra secara optimal akan memberikan kemudahan kepadanya untuk menyimpan hafalannya secara baik dalam ingatan.
Dalam proses menghafal Al-Quran ini, hendaknya kita dapat menfungsikan indra penglihatan, pendengaran dan ucapan; Karena setiap panca indra kita memiliki jalan yang akan menyampaikannya kepada otak. Apabila cara yang dilakukan beraneka ragam, maka akan menghasilkan hafalan yang kuat dan mantap.
Semua ini bisa kita mulai dengan membaca ayat yang akan kita hafal secara jahriyah (bersuara), sedangkan kita melihat dengan teliti halaman yang kita baca serta mengulang-ngulannya sampai halaman mushaf terekam diingatan. Begitu pula dengan pendengaran, hendaknya digunakan dalam membaca sehingga terasa nyaman, khusunya bila kita membacanya dengan lagu yang indah. Adapun orang yang menghafal dengan melihat mushaf dengan tidak bersuara atau dengan cara mendengarkan kaset Al-Qur'an tanpa melihat mushaf, atau dia merasa cukup ketika menghafal dengan suara bacaan yang pelan; maka cara-cara seperti ini tidak mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menggunakan satu cetakan mushaf
Lebih disukai memilih cetakan Mushaf Huffazh, yaitu setiap awal halaman diawali ayat baru dan dihalaman itu pula berakhir ayat sesudahnya. Ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar kepada kita dalam memberikan gambaran bentuk dan letak halaman dalam ingatan. Juga kita akan kembali terfokus ketika melakukan murajaah (mengulang hafalan).
Namu apabila cetakan mushaf yang digunakan berubah-ubah maka akan memberikan gambaran yang berbeda di dalam ingatan, kita tidak akan dapat konsentrasi, yang kemudian akan membuyarkan hafalan yang ada.
Juga, jangan lupa untuk menggunakan mushaf saku, atau mushaf yang dicetak per-juz per-juz yang selaras dengan cetakan mushaf yang digunakan selama ini. Jadikan mushaf saku itu selalu bersama kita di manapu kita berada; karena ketika kita membutuhkannya kita dapat segera memanfaatkan waktu yang ada untuk menghafal hafalan baru atau mengulangan hafalan yang ada.
Bacaan yang baik dan benar
Setelah memilih waktu dan tempat yang sesuai, menggunakan satu cetakan mushaf yang kita gunakan dalam menghafal, maka sebelum mulai menghafal, kita harus membenahi bacaan terlebih dahulu dengan merujuk kepada salah seorang guru yang memiliki bacaan yang baik dan benar. Atau bias juga dengan mendengarkan potongan surat/ayat yang akan kamu hafal dengan suara salah seorang qari dari dari MP3 atau yang sejenisnya. Mengapa ini semua harus kita lakukan? Jawabannya adalah, agar kita tidak jatuh kepada kesalahan dalam menghafal; karena ketika dalam proses menghafal kita salah membaca, maka kita akan memiliki mendapatkan kesulitan dalam memperbaikinya setelah dia sudah melekat dalam ingatan.
Imam Munada rahimahullah berkata :
“Ketahuilah bahwa menghafal itu ada beberapa cara, diantaranya adalah seseorang dapat membaca di hadapan orang yang lebih baik hafalannya, karena orang yang baik hafalannya lebih peka terhadap kesalahanorang yang membaca di hadapannya, dibandingkan si pembaca tersebut terhadap kesalahannya sendiri saat membaca hafalan”.
Dengan demikian, kita harus berusaha untuk ikut talaqqi Al-Qur’an secara musyafahah (berhadapan lansung) dengan para penghafal Al-Qur’an atau para Syaikh yang baik bacaannya, agar nantinya kita akan terhindar dari kesalahan dalam membaca.
Oleh karena itu, kami menghimbau kepada guru-guru Al-Quran aga lebih memperhatikan perbaikan bacaan ayat-ayat yang akan dihafal oleh para muridnya. Dan juga agar mereka selalu membimbing muridnya itu untuk memperbaiki kata-kata yang sering kali dibaca salah, yaitu dengan menugasi mereka agar mengulang hafalannya di hadapan kawan-kawan untuk menghindari berbagai kesalahan pada saat menghafal.
Hafalan yang saling berikatan
Jangan lupa, bahwa hafalan kita harus saling berikatan; maka setiap kali kita menghafal satu ayat dengan baik, hendaknya kita mengulanginya dengan kembali membaca ayat sebelumnya yang telah kita hafal, setelah itu barulah pindah ke ayat-ayat berikutnya.
Usahakan, setelah kita menyelesaikan hafalan surat tertentu untuk tidak beranjak ke surat lainnya sebelum kita yakin bahwa ayat-ayat yang telah kita hafalkan sudah benar-benar melekat di memori kita.
Memahami makna ayat yang dihafal
Diantara yang dapat membantu mengikat ayat-ayat yang dihafal dan memudahkan dlam proses menghafal adalah hendaknya kita sesekali merujuk kepada beberapa kitab tafsir yang disusun secara ringkas, agar kamu dapat memahami ayat-ayat tersebut walaupun secara global. Tentunya ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah menguasai Bahasa Arab dengan baik. Tapi, bagi mereka yang belum menguasainya, bisa juga menggunakan Mushaf terjemahan. Karena dengan memahami makna ayat atau surat yang kita baca, akan banyak membantu kita dalam proses menghafal ini.
Hafalan yang baik
Ketika kita ingin memulai menghafal Al-Quran, usahakan jangan tergesa-gesa ingin cepat hafal ayat atau surat yang baru satu atau kali kita baca. Karena hafalan yang baik prosesnya menghafalnya adalah dengan membaca berulang kali ayat-ayat yang akan kita hafal. Paling tidak kita dapat membacanya minimal tujuh kali. Nah, setelah kita merasakan bahwa ayat-ayat yang baru saja kita baca tadi telah melekat di dalam memori kita, barulah kita boleh pindah ke ayat berikutnya
Tidak sedikit kita mendapati para santri atau orang yang sedang menghafal Al-Quran, setelah membaca dua sampai tiga kali ayat yang akan dihafalnya, lalu merasa dirinya sudah hafal. Setelah itu pun dia coba untuk pindah ke ayat berikutnya. Ini mereka lakukan karena ingin segera dapat menghafal ayat-ayat tersebut.
Hal itu bisa jadi dilakukannya karena persaingan, saling berlomba antara sesama santri atau memang dari sang guru yang membebaninya dengan hafalan dan target-target yang akan memberatkan para santrinya tersebut.
Hal demikian sebenarnya tidak dapat dibenarkan dalam prosses menghafal Al-Quran yang baik. Bukan saja tidak dibenarkan, akan tetapi dia juga tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan. Oleh karenaya menghafal sedikit-sedikit itu lebih baik dari pada banyak tetapi terputus, menghafal dengan tergesa-gesa akan mengakibatkan cepat lupa.
Terkadang yang menjadi penyebab fenomena ini adalah merasa puas dengan dirinya dan terperdaya akan hal itu, di mana seorang santri akan merasa cukup dengan membaca beberapa kali ayat-ayat atau surat yang akan dihafalnya.
Memiliki bacaan yang berkesinambungan
Hendaknya kita segera membaca Al-Qur'an ketika kesempatan itu datang; karena banyaknya membaca Al-Qur'an akan mempermudah dan melekatkan hafalan dalam memori kita, dan bacaan yang banyak itu termasuk diantara metode yang paling mendasar dalam mengulang-ngulang hafalan.
Semoga saja kita dapat memperhatikan bahwa beberapa surat dan ayat yang banyak kita baca dan perdengarkan ke orang lain, akan dapat membantu kita dalam menghafal dan kita tidak perlu lagi bersusah paya dalam menghafalnya. Dan apabila ketika menghafal, kita sampai pada ayat-ayat yang sering dibaca maka kita akan melaluinya dengan mudah. Kita ambil contoh, Surat yasin, Al-Waqi'ah, Al-Mulk, dan ayat-ayat terakhir dalam surat Al-Furqan, terlebih lagi surat-surat yang terdapat dalam juz 'Amma dan ayat-ayat terakhir dalam surat Al-Baqarah yang sering dibaca banyak orang. Ini akan lebih mudah untuk dihafal karena seringnya kita membacanya dan juga mendengarnya dari orang lain.
Dari sini akan terlihat perbedaan yang amat mencolok antara orang yang memiliki wirid Al-Quran (tilwah harian) dengan yang tidak memiliki wirid Al-Quran. Bila mana kita terbiasa membaca Al-Qur'an setiap hari secara berkesinambungan dan dengan target tertentu; maka ketika kita akan mulai menghafal, maka kita dapat menghafal Al-Quran dengan mudah. Sehingga sering kali kita akan dapati ayat atau surat yang akan kita hafal seakan-akan sudah pernah kita dihafal. Adapun bagi kita yang sedikit membaca dan tidak memiliki target tertentu setiap harinya, maka kita akan menghadapi banyak kesulitan dalam menghafal.
Oleh karenanya jangan kita lupa bahwa membaca Al-Qur'anul Karim adalah ibadah dan bentuk taqarrub yang paling utama kepada Allah SWT. Dan setiap ayat yang kita baca akan bernilai satu pahala yang dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat.
Begitu juga kalau kita banyak membaca surat-surat yang pernah kita hafal, akan dapat menguatkan dan melekatkan hafalan dalam memori, khusunya di dalam shalat; oleh kerenanya hendaknya kita selalu bersungguh-sunguh dalam mengulang-ngulang hafalan dengan membacanya di dalam shalat. Dan jangan kita lupa bahwa bangun malam dan shalat tahujud beberapa rakaat dengan membaca ayat atau surat Al-Qur'an yang kita hafal itu adalah sebagai salah satu pintu ketaatan yang begitu agung. Dan inilah yang membuat orang yang selama ini tidak mendapatkan kemudahan dalam menghafal Al-Qur'an akan merasa iri terhadap kita.
Rasulullah SAW sebagai qudwah, pemberi petunjuk dan pemberi kabar gembira telah mengajarkan cara ini, cara yang juga pernah dilalui oleh orang-orang shalih, sehingga hafalan Al-Qur'an kita kuat dan tidak mudah lupa.
Rasulullah SAW bersabda :
"وَإِذَا قَامَ صَاحِبُ الْقُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ وَإِذَا لَمْ يَقُمْ بِهِ نَسِيَهُ".
“Dan apabila seorang penghafal Al-Qur'an mendirikan shalat kemudian dia membacanya siang dan malam hari; maka dia akan selalu mengingatnya, dan apabila dia tidak melakukannya maka dia akan melupakannya “.(H.R. Muslim)
Menghafal sendiri sedikit manfaatnya
Barangkali ada kebiasaan buruk yang ada pada diri kita, yaitu suka menunda pekerjaan dengan mengatakan nanti, setiap kali terlintas pada dirinya untuk segera menghafal, maka saat itulah kesibukan menghadangnya, sehingga membuat kita selalu menunda pekerjaannya tersebut. Maka di sinilah tekad kita akan cepat melemah. Adapun menghafal bersama-sama dengan seorang kawan, maka mereka akan dapat membuat suatu perencanaan, dan satu sama lain akan saling membantu. Dan di sani pula akan ada upaya saling berlomba satu sama lain, saling mengingatkan apabila terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam membaca dan menghafal.
Berapa banyak kita melihat peserta pada halaqah-halaqah tahfizh AL-Quran di masjid, di mushalla, di rumah dan lain sebagainya, mereka telah menghafal beberapa juz, kemudian dengan kesibukannya mereka tidak dapat menghadiri halaqah-halaqah tersebut, dan mereka mengira bahwa mereka mampu menghafal secara individu dan tidak butuh lagi hadir dalam halaqah. Maka di sini semangat mereka terlihat melemah dan kemidan mereka berhenti menghafal. Yang lebih parah lagi adalah terkadang mereka disibuki oleh urusan dan pekerjaan yang membuat mereka meninggalkan murajaah hafalan yang lalu mereka hafal. Demikianlah hari demi hari berlalu dan mereka lupa semua yang mereka pernah hafalkan, mereka menyia-nyiakan semua yang pernah mereka dapat dan miliki sebelumnya.
Menghafal sendiri tanpa bimbingan seorang guru juga akan dihadapkan kepada kesalahan saat mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an. Memang tanpa disadari kesalahan ini akan terus berlangsung dalam tempo yang lama, namun ketika dia memperdengarkan hafalannya di hadapan peserta lainnya atau di hadapan gurunya; maka kesalahan tersebut akan nampak jelas kelihatan.
Oleh karena itu kita dapat memilih dan mengajak beberapa teman, peserta halaqah tahfizh atau saudara yang kita cintai karena Allah SWT, kita dapat menghafal Al-Qur’an bersama mereka. Dan kita bias saling mengoreksi dan melakukan murajaah hafalan yang lalu bersama mereka.
Teliti dalam membaca ayat-ayat yang mirip
Penting sekali memperhatikan ayat-ayat yang mirip pada beberapa lafzh dan membadingkan letak kemiripan pada ayat tersebut. Bagus sekali seandainya saat proses menghafal sedang belangsung kita menulis di buku ayat-ayat yang mirip dengan harapan agar kita dapat menghadirkan letak ayat yang mirip saat murajaah.
Kalau kita amati sebagian peserta halaqah tahfizh yang tidak memperhatikan letak ayat-ayat yang mirip. Karena hal tersebut, mereka akan mengalami kesalahan saat tasmi' hafalan, di mana kemiripan satu ayat dengan ayat lainnya akan dapat mengganggu konsentrasi kita.
Tanpa kita sadari bisa jadi dia akan berpindah ke surat berikutnya, terkadang saat tasmi' kita akan nyasar dan berpindah ke surat atau ayat lainnya apabila ada beberapa ayat yang mirip.
Oleh karena itu, ada cara yang sangat bagus untuk mencapai hafalan yang bagus, yaitu dengan lebih terfokus pada ayat-ayat yang mirip, mengamatinya dan harus ada perhatian lebih terhadapnya.
Perhatikan ungkapan salah seorang ulama :
“Sesungguhnya mengenal letak ayat yang mirip akan memberikan kemudahan dalam menguatkan hafalan seorang penghafal dan melatih peserta halawah tahfizh. Ada satu kelompok Qurra yang menulis jenis ini dan mereka menjulukinya dengan sebutan Al-Mutasyabih sebagai jawaban dari buruknya hafalan”.
Saudaraku tercinta, di mana pun anda berada, mudah-mudahan dengan mengikuti sebagian tips menghafal Al-Qur’an yang telah kita sebutkan di atas, insya Allah dengan pertolongan-Nya akan dapat membantu kita dalam menghafal kalamullah. Amien (selesai)
(source: http://warnaislam.com/konsul/quran)